dc.description.abstract | Luasnya garis pantai dan laut seharusnya bisa menjadikan sumberdaya didalamnya sebagai penghidupan
utama bagi sebagian besar kaum nelayan. Namun, justru permasalahan kemiskinan dan kerawanan sosial
muncul karena faktor kompleks yang terjadi didalamnya, sehingga melemahkan kemampuan masyarakat
nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya laut untuk meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Munculnya
sebuah kelompok masyarakat pengawas atau disebut POKMASWAS Putra Jangkar sejak tahun 2004 yang
berada dibawah naungan Menteri Kelautan dan Perikanan sesuai dengan Kep.58/MEN/2001 sangat berperan
dalam melaksanakan pengawasan dilapangan dengan tujuan untuk mencegah konflik dan menjaga
kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya demi keberlangsungan kesejahteraan nelayan kedepan.
Kesinambungan Pokmaswas dalam menjalankan sebuah usaha peminimalisiran konflik untuk mencapai
kondisi kondusif tersebut memanfaatkan adanya modal sosial. Dalam penelitian ini fenomena modal
sosial yang terdapat pada masyarakat nelayan Jangkar tergambarkan melalui berbagai kegiatan
keagamaan seperti pengajian dan kegiatan kebudayaan petik laut. Adanya struktur masyarakat yang
bersifat fungsional tampak dalam sebuah nilai kebersamaan yang dilakukan oleh nelayan Jangkar dalam
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh
POKMASWAS Putra Jangkar dalam meminimalisir konflik nelayan melalui kegiatan pengelolaan sumberdaya
perikanan di Jangkar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Desa
Jangkar, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo. Penentuan informan dalam
penelitian ini menggunakan theoretical sampling dengan teknik purposive dan snowball untuk informan
pokok berjumlah 5 orang dan informan tambahan berjumlah 6 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara (semi struktur), observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, maka data dipaparkan
secara deskriptif dan dianalisis berdasar pada metode analisis dari Irawan (2006:78) untuk
mendapatkan kesimpulan. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk modal sosial yang terdapat pada nelayan Jangkar
tergambarkan melalui kegiatan keagamaan dan kebudayaan seperti pengajian dan petik laut, serta
kegiatan penangkapan ikan dirumpon. Dalam setiap kegiatan tersebut mengandung unsur nilai,
kepercayaan, dan jaringan yang terwadahkan melalui sebuah institusi sosial yang ada untuk
menjalankan sebuah kegiatan. Usaha yang dilakukan POKMASWAS adalah dengan memanfaatkan modal sosial
tersebut sebagai alat untuk mencapai kekondusifan nelayan melalui kegiatan rumpon dengan sistem
bagi hasil tellon. Pemanfaatan nilai dalam sistem bagi hasil tellon tersebut dapat tersepakati
karena adanya kesamaan nilai ekonomi dan spiritual nelayan Jangkar yang membutuhkan hasil tangkapan
yang baik dan saling menguntungkan. Pemanfaatan jaringan dilakukan dengan mempererat bounding
capital sosial nelayan dengan melakukan kerja sama antar relasi secara horizontal baik sesama
nelayan maupun relasi secara vertical berupa bridging capital social atau perluasan jaringan juga
dilakukan antara Pokmaswas dengan pihak pemerintah/stakeholder terkait yang saling mengikat satu
sama lain untuk memediasi pihak-pihak yang berkonflik. Serta adanya pemanfaatan kepercayaan dengan
cara dengan menjaga norma dan aturan yang telah disepakati bersama dengan menjalankan sistem tellon
dalam pengelolaan rumpon. Hal ini diperkuat melalui pemberian himbauan, peringatan dan pemahaman
wawasan dari anggota POKMASWAS sebagai tokoh nelayan mengenai kerukunan serta dampak konflik yang
merugikan warga. | en_US |