DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia Calabura L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Porphyromonas gingivalis ATCC 33277
Abstract
Kesehatan gigi dan mulut merupakan kesehatan umum yang dibutuhkan dalam berbagai kehidupan manusia, misalnya untuk mengunyah, berbicara dan bersosialisasi. Namun masalah kesehatan mulut di banyak negara masih kurang mendapatkan perhatian bahkan cenderung diabaikan. Penyakit periodontal merupakan suatu inflamasi kronis pada jaringan pendukung yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia dengan prevalensi mencapai 60%. Etiologi dari penyakit periodontal dikelompokkan dalam dua faktor meliputi faktor lokal yaitu plak gigi dan faktor sistemik yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pada suatu massa plak sering ditemukan aktivitas bakteri Gram negatif, salah satunya adalah Porphyromonas gingivalis yang menghasilkan kolagenase, endotoksin, fibrinolisin, dan fosfolipase yang menyebabkan sistem imun pada jaringan pendukung gigi dapat terganggu. Salah satu cara menghambat pertumbuhan P. gingivalis yaitu dengan memanfaatkan tanaman sebagai bahan antibakteri alami. Tanaman tersebut adalah daun kersen (Muntingia calaburan L). Beberapa zat kimia yang terkandung di dalam daun kersen antara lain, flavonoid, saponin, dan tanin yang memiliki daya antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji antibakteri ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) terhadap pertumbuhan P. gingivalis serta mengetahui konsentrasi maksimal dalam menghambat P. gingivalis.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran yang terdiri dari 7 kelompok penelitian (2 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan) dan setiap kelompok penelitian terdiri dari 8 sampel (pengulangan). Pada kelompok perlakuan terdiri dari konsentrasi 100%, 50%, 25%,
12,5%, 6,25%. Pada kelompok kontrol terdiri dari kontrol positif (chlorhexidine
gluconate 0,2%) dan kontrol negatif (aquadest steril). Bahan dari setiap kelompok
sebanyak 20 μl dimasukkan ke dalam lubang sumuran dengan diameter 5 mm yang
dibuat pada media BHI-A yang telah diinokulasi P. gingivalis . Semua petridish yang
telah diberi perlakuan dimasukkan ke dalam desicator dan diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam. Setelah 24 jam, dapat dilakukan pengukuran diameter zona hambat di
sekitar sumuran menggunakan jangka sorong digital.
Data hasil penelitian diameter zona hambat menunjukkan semakin tinggi
konsentrasi, luas zona hambat yang dihasilkan juga semakin besar. Data ditabulasi
dan dianalisis secara statistik. Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal, namun tidak homogen. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan
adanya perbedaan bermakna pada seluruh kelompok penelitian dan pada uji Mann-
Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok penelitian dengan
nilai p < 0,05. Namun antara kelompok K(+) dengan P 50, dan K(+) dengan P 25
tidak terdapat perbedaan bermakna yang ditandai dengan p > 0,05.
Pada keseluruhan konsentrasi yang diteliti, ekstrak daun kersen dengan
konsentrasi 100% memiliki nilai rata-rata zona hambat paling besar, yaitu 15,58 mm.
Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
kersen memiliki daya antibakteri yaitu dapat menghambat pertumbuhan P. gingivalis
dan konsentrasi maksimal ekstrak daun kersen dalam menghambat pertumbuhan P.
gingivalis adalah 100%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]