INDIKATOR PRAKTIK SEHAT SECARA MENTAL PADA LANJUT USIA BERDASARKAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA (STUDI KUALITATIF DI KABUPATEN LUMAJANG)
Abstract
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap
terjadinya peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir. Hal tersebut
menyebabkan peningkatan jumlah penduduk lansia secara signifikan di masa yang
akan datang. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu
indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam
pembangunan. Tantangan dalam pembangunan saat ini yaitu kondisi kesehatan
yang buruk adalah konsekuensi yang tidak bisa dihindari dari penuaan.
Permasalahan berkaitan dengan kesehatan mental merupakan masalah yang sangat
terkait dengan lansia. Sehat mental tidak boleh dianggap remeh, secara praktik
sehat mental justru manjadi aspek utama bagi lansia.
Dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan
oleh teman-teman dan anggota keluarga. Sumber dukungan sosial lansia berasal
dari keluarga, teman dekat, serta berasal dari orang yang mempunyai ikatan
emosi. Lansia akan lebih terawat jika berada di lingkungan keluarga anak cucu.
Kebutuhan fisik nonfisik lansia lebih terjamin bila lansia hidup dalam keluarga.
Pada saat ini, dalam memprediksi status sehat pada lansia, indikator kesehatan
sangat penting dan sangat membantu dalam memantau perkembangan kesehatan
lansia dan mencegah insiden penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator praktik sehat secara
mental pada lansia berdasarkan dukungan sosial keluarga. Studi dilakukan di
Kabupaten Lumajang mulai 9 Februari 2017 sampai 29 April 2017 menggunakan
penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Lumajang dengan membagi menjadi 3 daerah, yaitu Urban atau jalur
kota ( wilayah Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang) Sub urban atau tepi daerah kota (wilayah Puskesmas Sumbersari Kecamatan Rowokangkung), dan
Rural atau daerah desa (wilayah Puskesmas Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso).
Penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
purposive.
Berdasarkan hasi penelitian, karakteristik informan dalam penelitian yaitu
jenis kelamin informan dalam penelitian ini berimbang antara laki-laki dan
perempuan. Informan berusia >65 tahun. Tingkat pendidikan informan mayoritas
sarjana. Pekerjaan mayoritas informan adalah pensiunan, serta distribusi informan
menyebar berimbang di masing-masing wilayah.
Indikator praktik sehat secara mental pada lansia berdasarkan dukungan
sosial keluarga meliputi praktik pengembangan hobi dan minat pada lansia.
Praktik rekreasi secara periodik. Praktik berpenampilan menarik. Praktik
mempertahankan ingatan. Praktik menjaga percaya diri praktik berpenampilan
menarik. Praktik mengatasi masalah yang rumit. Praktik berkunjung ke makam
leluhur. Praktik menerima lepas jabatan saat purna tugas. Praktik menyesuaikan
diri dari kematian pasangan hidup. Praktik berdamai untuk tidak menyesali
kejadian tidak baik pada masa lalu. Praktik pemberian sistem pendidikan dari
orang tua dan diterapkan oleh anak. Praktik menjalin kesetiaan dengan pasangan
hidup. Praktik menjaga keharmonisan hubungan mertua dengan menantu. Praktik
menjalin kedekatan dengan cucu berdasarkan dukungan sosial keluarga.
Saran yang dapat diberikan peneliti yaitu bagi pra-lansia dan lansia maka
perlu dilakukan praktik sehat secara mental. 14 praktik ini merupakan acuan
penting bagi lansia dan dapat dipraktikan secara langsung dengan tidak
mengabaikan aspek kesehatan fisik, spiritual dan sosial. Indikator ini diharapkan
dapat menjadi acuan keluarga dalam memberikan dukungan sosial pada lansia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]