dc.description.abstract | Inflamasi merupakan suatu respon biologis yang menunjukkan adanya bahaya seperti patogen, sel-sel yang rusak dan iritasi. Inflamasi juga menjadi penyebab timbulnya beberapa penyakit, seperti asma, rheumatoid artritis, inflammatory bowel disease bahkan kanker. Peningkatan jumlah neutrofil merupakan penanda adanya inflamasi karena neutrofil merupakan sel utama pada inflamasi dini yang bermigrasi ke jaringan dan durasinya terjadi pada 6 jam pertama inflamasi. Mentigi (Vaccinium varingiaefolium) merupakan tanaman yang hidup di sekitar kawah pegunungan berapi, tumbuhan ini termasuk dalam famili Ericaceae. Menurut beberapa penelitian, tanaman mentigi mengandung senyawa flavonoid, polifenol, antosianin, saponin, dan tanin. Sehingga diduga kuat tanaman mentigi ini memiliki aktifitas antiinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% batang mentigi terhadap jumlah sel neutrofil mencit yang diinduksi karagenan, sehingga dapat digunakan sebagai terapi antiinflamasi dan mengetahui perbedaan aktivitas dari berbagai macam kelompok dosis dan kelompok kontrol serta mengetahui mutu, keamanan, dan manfaat dari ekstrak etanol 70% batang mentigi melalui karakterisasi ekstrak.
Uji aktivitas antiinflamasi menggunakan hewan uji mencit yang diinduksi karagenin dengan model inflamasi akut. Hewan uji akan diberi variasi dosis ekstak etanol batang mentigi untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi paling optimal dengan melihat penurunan jumlah sel neutrofil mencit pada sediaan hapusan darah. Sampel darah diambil dari ekor mencit sebanyak tiga kali pada jam ke-0 (t0), setelah tiga jam pemberian karagenan (t3) dan setelah tiga jam dari t3 (t6) untuk melihat jumlah neutrofil sebelum dan sesudah perlakuan. Masing-masing sampel darah pada tiap-tiap waktu dibuat sediaan hapusan darah
dan dilakukan pengecatan sediaan hapusan darah menggunakan giemsa untuk selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah sel neutrofil. Untuk mengetahui jumlah sel neutrofil dapat dilakukan perhitungan dengan cara menghitung 100 sel leukosit kemudian dari 100 sel tersebut, neutrofil batang dan segmen dijumlahkan. Data tersebut kemudian dijumlah dan dibuat rata-rata pada masing-masing kelompok, selanjutnya dihtung penurunan jumlah sel neutrofil pada ham ke-3 dan jam ke-6 (t3-t6) tiap kelompok untuk uji statistik. Sedangkan pada karakterisasi ekstrak yang dilakukan meliputi penetapan profil kromatogram, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, dan susut pengeringan.
Hasil dari uji aktivitas antiinflamasi menunjukkan diantara ketiga dosis, dosis 1200 mg/kgBB ekstrak etanol 70% batang mentigi merupakan dosis optimal yang dapat digunakan sebagai alternatif antiinflamasi. Dosis 1200 mg/kgBB batang mentigi dapat menurunkan jumlah sel neutrofil dibandingkan dengan dosis ekstrak batang mentigi lainnya, walaupun pada kontrol positif lebih besar tetapi berdasarkan uji statistik dosis 1200 mg/kgBB dan kontrol positif tidak berbeda signifikan yang berarti memiliki aktivitas yang sebanding. Hasil karakterisasi ekstrak menunjukan terdapat 7 puncak kromatogram pada penetapan profil kromatogram, penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam sebesar 3,52 %b/b dan 0,50 %b/b; penetapan kadar sari larut air dan larut etanol sebesar 0,7729 ± 0,0083 %b/b dan 0,9975 ± 0,0072 %b/b, serta susut pengeringan 11,6814 ± 0,1793 %b/b. | en_US |