PERBEDAAN TOKSISITAS EKSTRAK DAN GRANULA EKSTRAK BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypty L. SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan toksisitas ekstrak dan
granula ekstrak buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap mortalitas larva
nyamuk Aedes aegypti L. dalam waktu dedah 24 jam. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Toksikologi Pendidikan Biologi, Universitas Jember. Penelitian ini
diawali dengan pembuatan ekstrak, pembuatan granul, stok dan berbagai serial
konsentrasi yang dibutuhkan. Kemudian memasukkan 20 larva Aedes aegypti L. pada
serial konsentrasi dan melakukan pengulangan sebanyak 3 kali pada setiap serial
konsentrasi. Pengamatan kematian larva Aedes aegypti L. dilakukan dalam waktu
dedah 24 jam. Penentuan LC50 diperoleh dengan menggunakan analisis probit dengan
program computer Minitab 17.
Hasil penelitian menunjukkan LC50 ekstrak buah jeruk nipis adalah 85,31 ppm
dan LC50 granula ekstrak buah jeruk nipis adalah 11,30 ppm. Hasil data tersebut
menunjukkan bahwa toksisitas granula ekstrak lebih tinggi daripada toksisitas
ekstrak. Senyawa aktif flavonoid dan minyak atsiri sebagai racun pernafasan.
Senyawa-senyawa tersebut akan saling melengkapi dan mendukung yang berdampak
pada peningkatan kadar toksisitas. Penggunaan formulasi granul ekstrak toksik
daripada ekstrak karena formulasi granul ekstrak ditambah dengan maltodextrin pada
proses pembuatannya. Penambahan ini berfungsi memperbesar ukuran formulasi
sehingga menyebabkan peningkatan sifat zat toksik. Gumpalan yang terdapat pada
granula tersebut dapat larut di dalam perairan karena terdapat kandungan
maltodextrin yang mengikat ekstrak sehingga tersuspensi dalam air. Senyawa aktif
yang terkandung dalam granula hingga menyebabkan larva menjadi transparant dan
berwarna pucat sehingga menyebabkan senyawa tersebut langsung masuk menembus
integumen larva sehingga larva tersebut mengalami kematian.