Show simple item record

dc.contributor.advisorRACHMAWATI, Ema
dc.contributor.advisorDIANASARI, Dewi
dc.contributor.authorWICITRA, Raras Puspa
dc.date.accessioned2017-10-20T02:49:48Z
dc.date.available2017-10-20T02:49:48Z
dc.date.issued2017-10-20
dc.identifier.nimNIM132210101094
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82379
dc.description.abstractKeanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia lebih dari 25.000-30.000 spesies tanaman dan sekitar 6.000 di antaranya jenis tanaman tersebut memiliki potensi untuk dijadikan tanaman obat, salah satu tumbuhan yang dapat diteliti adalah kayu kuning. Ekstrak batang kayu kuning dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol total dan secara tradisional dapat digunakan untuk menyembuhkan malaria, disentri, demam, ekspektoran, emmenagogue dan tonik.Selain penelitian terhadap efek terapi dari kayu kuning, perlu dilakukan penelitian terhadap toksisitas dari kayu kuning. Salah satu uji toksisitas yang dapat dilakukan adalah uji toksisitas akut. Uji toksisitas akut yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode OECD 423 dengan dosis awal 2.000 mg/kg BB dan dilakukan pengamatan selama 14 hari. Pengamatan dilakukan dengan menimbang berat badan hewan uji setiap dua hari sekali selama 14 hari. Pada 24 jam pertama setelah induksi ekstrak, dilakukan pengambilan darah melalui vena konjungtiva untuk dilakukan pengukuran kadar serum kreatinin. Kemudian pada hari ke-14 hewan uji dikorbankan dan organnya diambil serta ditimbang. Kemudian organ tersebut difiksasi menggunakan Buffer Normal Formalin 10% dan dilakukan pemeriksaan histopatologi organ. Analisis data untuk kadar serum kreatinin adalah uji One Way Anova, sedangkan analisis data untuk berat organ relatif menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil pemeriksaan histopatologi organ dilakukan dengan skoring menggunakan kriteria Venient, skor yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. Hasil analisis dengan uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa berat organ relatif ginjal kelompok kontrol (0,564 %), dosis 2.000 mg/kg BB (0,0561%) dan dosis 5.000 mg/kg BB (0,5803%) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok. Kadar kreatinin serum tertinggi pada kelompok perlakuan dosis 2000 mg/kg BB (1,1167 mg/dl) dibandingkan dengan kelompok kontrol (1,0067 mg/dl). Sedangkan kelompok perlakuan dosis 5000 mg/kg BB memiliki kadar kreatinin terendah (0,9433 mg/dl). Namun kadar kreatinin pada seluruh kelompok perlakuan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan pada perubahan fungsi ginjal. Hasil skoring histopatologi ginjal dengan metode Venient. menunjukkan skor 2, yang artinya terdapat kerusakan sebesar 25-<50% pada sel ginjal. Kerusakan yang terjadi adalah nekrosis piknotik, nekrosis karioreksis, nekrosis kariolisis, dilatasi lumen dan atropi lumen. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol kayu kuning tidak menyebabkan ketoksikan pada pemberian dosis tunggal dalam waktu singkat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132210101094;
dc.subjectBATANG KAYU KUNING (Arcangelisia flava (L.) Merr.)en_US
dc.subjectHISTOPATOLOGI GINJALen_US
dc.titleUJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK METANOL BATANG KAYU KUNING (Arcangelisia flava (L.) Merr.) TERHADAP KADAR KREATININ DAN HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT BETINA GALUR BALB/Cen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record