dc.description.abstract | Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin
meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) penduduknya. Meningkatnya UHH
sebagai bentuk dari meningkatnya pelayanan kesehatan di Indonesia membuat
jumlah lansia semakin banyak. Bertambahnya jumlah lansia ini bisa berefek
positif tetapi bisa juga berefek negatif bila lansia tersebut dalam keadaan sakit
(Depkes RI, 2013). Salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap lansia adalah
terlaksananya pelayanan pada lansia melalui kelompok Posyandu Lansia.
Posyandu Lansia hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya lansia yang
berkunjung mengikuti kegiatan Posyandu semakin berkurang. Target kunjungan
Posyandu Lansia yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
tahun 2015 adalah sebesar 60%. Pada 50 Puskesmas yang ada di Kabupaten
Jember, Puskesmas yang memiliki jumlah kunjungan paling rendah adalah
Puskesmas Sukorambi dengan jumlah kunjungan sebanyak 607 orang atau hanya
sebesar 8,2% saja dari target kunjungan yang telah ditentukan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas
Sukorambi masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan
antara kebutuhan (need) lansia yaitu penilaian individu/perceived need (meliputi
kerentanan penyakit/perceived susceptibility, keseriusan penyakit/perceived
seriousness, ancaman dari penyakit/perceived threaths, manfaat dan hambatan
yang dirasakan/perceived benefits and barriers, keputusan memilih tindakan/cues
to action) dan penilaian klinik/evaluated need dengan pemanfaatan Posyandu
Lansia di wilayah Puskesmas Sukorambi Kabupaten Jember. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini
berlokasi di 5 desa di Kecamatan Sukorambi yaitu Desa Sukorambi, Desa Dukuh Mencek, Desa Jubung, Desa Karang Pring dan Desa Klungkung. Sampel yang
dibutuhkan sebanyak 96 responden dimana pengambilan sampel menggunakan
teknik simple random sampling. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis
menggunakan uji Chi Square dengan α = 5%. Hasil penelitian dari 96 responden
menunjukkan bahwa sesuai dengan hasil uji menggunakan analisis Chi Square
terlihat bahwa X2 = 26,434 p-value = 0,000 > α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga
kesimpulannya ada hubungan antara kerentanan terhadap penyakit dengan
pemanfaatan Posyandu Lansia, X2 = 31,312 p-value = 0,000 > α = 0,05 maka H0
ditolak sehingga kesimpulannya ada hubungan antara keseriusan penyakit dengan
pemanfaatan Posyandu Lansia, X2 = 24,401 p-value = 0,000 > α = 0,05 maka H0
ditolak sehingga kesimpulannya ada hubungan antara ancaman dari penyakit
dengan pemanfaatan Posyandu Lansia, X2 = 56,903 p-value = 0,000 > α = 0,05
maka H0 ditolak sehingga kesimpulannya ada hubungan antara manfaat dan
hambatan yang dirasakan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia, X2 = 70,513 pvalue
= 0,000 > α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga kesimpulannya ada hubungan
antara keputusan memilih tindakan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia, X2 =
50,170 p-value = 0,000 > α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga kesimpulannya ada
hubungan antara penilaian klinik dengan pemanfaatan Posyandu Lansia.
Kesimpulan keseluruhan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara penilaian
individu (meliputi kerentanan terhadap penyakit/perceived susceptibility,
keseriusan penyakit/perceived seriousness, ancaman dari penyakit/perceived
threaths, manfaat dan hambatan yang dirasakan/perceived benefits and barriers,
keputusan memilih tindakan/cues to action) dengan pemanfaatan Posyandu Lansia
dan ada hubungan antara penilaian klinik/evaluated need dengan pemanfaatan
Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Sukorambi. Saran yang dapat
diberikan kepada petugas Puskesmas adalah agar lebih mempromosikan lagi
pelayanan Posyandu di wilayahnya dan mengadakan pembinaan yang
berkesinambungan. Saran bagi Posyandu dan kader adalah agar menciptakan kegiatan yang menarik keinginan lansia untuk memanfaatkan Posyandu Lansia. | en_US |