Show simple item record

dc.contributor.advisorMa’rufi, Isa
dc.contributor.advisorNingrum, Prehatin Trirahayu
dc.contributor.authorKurniawati, Septi Putri
dc.date.accessioned2017-10-19T06:10:21Z
dc.date.available2017-10-19T06:10:21Z
dc.date.issued2017-10-19
dc.identifier.nimNIM122110101005
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82304
dc.description.abstractGangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Sedangkan tinnitus merupakan persepsi suara tanpa adanya sumber suara dari luar yang dirasakan oleh pekerja yang ditandai dengan adanya bunyi yang sering muncul pada telinga. Keluhan tinnitus menyebabkan terganggu fungsi organ tubuh dan kerusakan koklea yang disebabkan oleh intensitas bising yang kuat, ototoksik ataupun infeksi virus maka sel rambut luar terlebih dahulu rusak dan kemudian diikuti oleh kerusakan sel rambut dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intensitas kebisingan terhadap gangguan pendengaran dan keluhan tinnitus pada pekerja penggilingan daging di Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 28 pekerja dari 12 pasar dengan 18 usaha penggilingan daging di Kabupaten Jember. Pengambilan sampel dilakukan secara secara proportional random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor individu (usia, jenis kelamin, upaya membatasi diri dari intensitas kebisingan di tempat kerja, dan riwayat merokok) dan karakteristik pekerjaan (Intensitas kebisingan, masa kerja, dan lama pajanan). Variabel terikat adalah keluhan tinnitus dan gangguan pendengaran. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Sound Level Meter, kuisioner Tinnitus Handicap Inventory, tes audiometri, hasil kuisioner, wawancara dan observasi. Analisis uji statistik menggunakan uji Lambda dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% ( = 0,05). Pengukuran tingkat kebisingan tertinggi terdapat pada usaha penggilingan daging dengan interval kebisingan 108,58-109,38 dBA. Pengukuran gangguan pendengaran dengan tes audiometri tertinggi pada kategori tuli ringan. Keluhan tinnitus dengan kuisioner tinnitus handicap inventory tertinggi pada kategori keluhan tinnitus ringan. Distribusi berdasarkan faktor pekerja yaitu usia pekerja tertinggi 45-54 tahun, lebih banyak jenis kelamin laki-laki, upaya membatasi diri tertinggi dengan kategori kadang-kadang, kebiasaan merokok tertinggi pada kategori perokok ringan dan perokok sedang. Distribusi berdasarkan karakteristik pekerjaan yaitu masa kerja tertinggi pada kategori >15 tahun dan lama pajanan pada kategori 6 jam/hari. Hasil analisis data menggunakan uji Lambda pada keluhan tinnitus dengan faktor pekerja, terdapat hubungan antara keluhan tinnitus dengan usia pekerja (p=α<0,047), dan kebiasaan merokok (p=α<0,012), sedangkan tidak terdapat hubungan antara keluhan tinnitus dengan jenis kelamin (p=α<0,1000), dan upaya membatasi diri (p=α<0,165). Hasil analisis data pada keluhan tinnitus dengan karakteristik pekerjaan terdapat hubungan antara keluhan tinnitus dengan intensitas kebisingan (p=α<0,012), dan masa kerja (p=α<0,001), sedangkan tidak terdapat hubungan antara lama pajanan dengan keluhan tinnitus (p=α<0,088). Berdasarkan hasil analisis dengan uji Lambda menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pekerja dengan gangguan pendengaran yaitu usia dengan gangguan pendengaran (p=0,05<0,002), sedangkan tidak terdapat hubungan antara gangguan pendengaran dengan jenis kelamin (p=α<0,705), upaya membatasi diri (p=α<0,101), dan kebiasaan merokok (p=α<0,509). Hasil analisis data pada gangguan pendengaran dengan karakteristik pekerjaan terdapat hubungan antara gangguan pendengaran dengan intensitas kebisingan (p=α<0,012), dan masa kerja (p=α<0,005), sedangkan tidak terdapat hubungan antara lama pajanan dengan gangguan pendengaran (p=α<0,061). Hasil analisis data pada gangguan pendengaran dengan keluhan tinnitus disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gangguan pendengaran dengan keluhan tinnitus (p= α>0,007). Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi pemilik usaha lebih memperhatikan usaha informal dengan melakukan proses pelaporan hasil pengukuran kebisingan kepada usaha/industri terkait. Sehingga dapat dilakukan evaluasi dan perencanaan kembali terkait hasil pengukuran. Dan diharapkan bagi pekerja untuk selalu berusaha meningkatkan upaya membatasi diri di tempat kerja demi keselamatan dan kesehatan kerjanya serta untuk menggurangi terjadinya kecelakaan ditempat kerja.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122110101005;
dc.subjectGangguan Pendengaranen_US
dc.subjectTinnitusen_US
dc.titleIntensitas Kebisingan Terhadap Gangguan Pendengaran Dan Keluhan Tinnitus Pada Pekerja Penggilingan Daging Di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record