dc.description.abstract | Skripsi ini membahas kegagalan politik Post-Islamisme di Mesir dan
keberhasilan Post-Islamisme di Turki. Perbedaan yang signifikan dalam melihat
keberhasilan politik Post-Islamisme adalah cara dari Erdogan di Turki dan Morsi
di Mesir dalam merespon peran militer dalam politik. Di Turki, Erdogan
melakukan pelemahan secara struktural dan kultural terhadap militer. Secara
struktural, Erdogan berhasil mengintervensi militer melalui beberapa perubahan
undang-undang. Sedangkan secara kultural, Erdogan berhasil mendekonstruksi
anggapan bahwa militer adalah penjaga sekulerisme Turki, sehingga militer
semakin kehilangan legitimasi dalam masyarakat. Sementara di Mesir, Morsi
terlalu agresif dengan beberapa kebijakan yang terkesan otoriter. Dengan usia
kepemimpinan yang masih relatif singkat, Morsi langsung memberlakukan
kebijakan yang mengancam eksistensi rezim militer. Padahal, secara de facto
kekuasaan rezim militer Mesir masih sangat besar baik dalam parlemen maupun
dalam masyarakat, sehingga tidak ada jalan lain selain kudeta militer. | en_US |