Show simple item record

dc.contributor.advisorPatriadi, Himawan Bayu
dc.contributor.advisorAlbayumi, Fuat
dc.contributor.authorULFA, AROFATIN MAULINA
dc.date.accessioned2017-10-19T04:40:08Z
dc.date.available2017-10-19T04:40:08Z
dc.date.issued2017-10-19
dc.identifier.nimNIM 120910101001
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82300
dc.description.abstractSkripsi ini membahas kegagalan politik Post-Islamisme di Mesir dan keberhasilan Post-Islamisme di Turki. Perbedaan yang signifikan dalam melihat keberhasilan politik Post-Islamisme adalah cara dari Erdogan di Turki dan Morsi di Mesir dalam merespon peran militer dalam politik. Di Turki, Erdogan melakukan pelemahan secara struktural dan kultural terhadap militer. Secara struktural, Erdogan berhasil mengintervensi militer melalui beberapa perubahan undang-undang. Sedangkan secara kultural, Erdogan berhasil mendekonstruksi anggapan bahwa militer adalah penjaga sekulerisme Turki, sehingga militer semakin kehilangan legitimasi dalam masyarakat. Sementara di Mesir, Morsi terlalu agresif dengan beberapa kebijakan yang terkesan otoriter. Dengan usia kepemimpinan yang masih relatif singkat, Morsi langsung memberlakukan kebijakan yang mengancam eksistensi rezim militer. Padahal, secara de facto kekuasaan rezim militer Mesir masih sangat besar baik dalam parlemen maupun dalam masyarakat, sehingga tidak ada jalan lain selain kudeta militer.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDINAMIKA GERAKAN POST-ISLAMISMEen_US
dc.titleDINAMIKA GERAKAN POST-ISLAMISME DALAM POLITIK MESIR DAN TURKI : SEBUAH PERBANDINGANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record