PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA SOAL MODEL PISA FOKUS KONTEN QUANTITY BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Abstract
Berpikir merupakan kegiatan dimana seseorang dihadapkan dengan situasi atau masalah yang harus di pecahkan. Salah satu hasil dari berpikir adalah kreativitas. Kreativitas ditandai dengan mampu menciptakan hal baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Berpikir kreatif memiliki pengertian sebagai usaha untuk memahami sesuatu yang sedang dialami dengan mampu menunjukkan kemungkinan jawaban atau solusi yang bervariasi. Kemampuan berpikir kreatif sangat penting untuk membentuk kreativitas siswa dalam pemecahan masalah. Sehingga diperlukan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika soal model PISA (Programme for International Student Assesment).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika soal model PISA. Jenis konten soal model PISA yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quantity (bilangan). Konten bilangan biasanya berhubungan dengan bilangan dan pola numerik. Soal PISA yang digunakan menitikberatkan pada permasalahan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat kabupaten Jember. Pertemuan antar etnis Madura dan Jawa menghasilkan kebudayaan baru, yaitu Pendalungan. Kebudayaan Pendalungan memunculkan kearifan lokal daerah yang menghasilkan tradisi-tradisi unik, antara lain tradisi petik laut dan pengrajin sangkar burung Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: tes soal open-ended
model PISA dan pedoman wawancara. Instrumen penelitian dinyatakan valid jika
nilai koefisien (Va) berada pada selang 3 < 5, 2 a V . Nilai koefisien validitas
instrumen soal sebesar 2,91, sedangkan nilai koefisien validitas pedoman wawancara
sebesar 2,875; sehingga instrumen penelitian dinyatakan valid. Instrumen yang telah
divalidasi tersebut direvisi sesuai dengan saran validator.
Metode dokumentasi pada penelitian ini yaitu dilakukan dengan melihat hasil
nilai UTS siswa kelas VIII G yang belum diolah. Data yang diperoleh kemudian
digolongkan berdasarkan kemampuan matematika yang dimiliki oleh siswa. Subjek
penelitian yang terpilih yaitu 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa memiliki kemampuan
matematika tinggi, 2 siswa memiliki kemampuan matematika sedang, dan 2 siswa
memiliki kemampuan matematika rendah. Langkah selanjutnya yaitu memberikan tes
soal dan wawancara pada subjek penelitian yang terpilih.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan, pada komponen
pertama berpikir kreatif yaitu fluency (kelancaran), siswa cenderung dapat
mencetuskan ide dan menyelesaikan masalah dengan lancar. Pada komponen kedua
yaitu flexibility (fleksibilitas), beberapa siswa cenderung dapat menghasilkan
alternatif jawaban lebih dari satu cara, sudut pandang, maupun metode yang tidak
seragam. Pada komponen ketiga yaitu novelty (kebaruan), siswa tidak mampu
menghasilkan gagasan yang baru dan unik. Pada penelitian ini terdapat perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi, sedang, maupun rendah.
Siswa dengan kemampuan matematika tinggi dapat mencapai dua komponen kunci
berpikir itu fluency (kelancaran) dan flexibility (fleksibilitas). Siswa dengan
kemampuan matematika sedang hanya dapat mencapai komponen kunci fluency
(kelancaran). Sedangkan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak mampu
memenuhi ketiga komponen kunci berpikir kreatif yaitu fluency (kelancaran),
flexibility (fleksibilitas) dan novelty (kebaruan).