dc.description.abstract | Peranan irigasi di Indonesia khususnya di daerah Jember cukup besar seperti
halnya sebagai pengendali banjir, penyedia air bersih baik di bidang pertanian,
perternakan maupun kehidupan sosial masyarakat sekitar dan masih banyak lagi.
Semakin berjalannya waktu timbul berbagai permasalahan salah satunya kerusakan
pada aset irigasi yang tentunya akan berdampak. Dampak yang diakibatkan adalah
menghambat kinerja irigasi, jadi yang sebelumnya peranan irigasi bisa optimal
setelah timbulnya kerusakan tersebut akan mengakibatkan kurangnya kinerja irigasi
itu sendiri. Oleh karena itu dilakukan pengamatan langsung di lapangan yang
nantinya akan dinilai mengenai kerusakan yang terjadi sesuai dengan kondisi di
lapngan, yang selanjutnya ditetapkan prioritasnya sehingga akan mengetahui mana
aset-aset irigasi yang harus didahulukan baik dalam perbaikan maupun perencanaan
ulang.
Penelitian ini menilai kondisi (K) dan fungsi (F) aset irigasi pada tiga
saluran: Saluran Primer Glundengan, Saluran Primer Kesilir dan Saluran Sekunder
Demangan. Nilai K dan F ini yang nantinya sebagai tolak ukur penetapan prioritas
aset irigasi yang kemudian diperoleh nomor urutan prioritas perbaikan aset irigasi.
Selain menggunakan nilai K dan F dalam penentuan penetapan prioritas aset irigasi
juga melihat luas laynan baku sawah yang dilayani, sehingga semakin besar luas
layanan baku sawah yang dilayani maka aset tersebut semakin di prioritaskan.
Hasil pengamatan dan penilaian kondisi dan fugsi aset irigasi diperoleh
dengan total 13 unit yang terdiri dari 5 bangunan bai sadap, 6 bangunan sadap, 1
bangunan inti dan 1 bangunan penguras. Terdapat kondisi aset irigasi dalam kondisi
rusak sedang (3 unit), rusak ringan (4 unit) dan dalam kondisi baik (8 unit. Sedangkan fungsi aset irigasi terdapat (2 unit) berfungsi buruk, (5 unit) kurang
berfungsi dan (6 unit) berfungsi dengan baik.
Hasil penetapan rangking prioritas aset jika dihitung menggunakan
pembobotan maupun rata-rata menunjukkan hasil yang sama sehingga tidak
dipermasalahkan baik menggunakan perhitungan pembobotan maupun perhitungan
dengan rata-rata.
Berdasarkan hasil penetapan prioritas perbaikan aset secara umum
menunjukkan bahwa rangking prioritas pertama adalah bangunan sadap pada
saluran sekunder Demangan (BKS 2) selanjutnya dilakukan secara berurutan pada
BDM 5, BGL 1a, BKS 1, BKS 2, BDM 4, BKS 4, BD Glundengan, BKS 3, BDM
3, BDM 1 dan prioritas perbaikan yang terakhir juga terdapat pada saluran sekunder
Demangan tapatnya pada bangunan kelima (BKS 5). | en_US |