dc.description.abstract | Kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi adalah kasus-kasus
kegawatdaruratan yang terjadi sebelum, saat, dan sesudah perawatan atau suatu
kejadian mendadak, tidak terduga serta tidak diharapkan, yang memerlukan
penanganan segera. Kegawatdaruratan kedokteran gigi bisa terjadi pada berbagai
bidang diantaranya bisa terjadi pada bidang konservasi gigi. Kegawatdaruratan di
bidang konservasi gigi dapat disebabkan oleh bermacam-macam antara lain karena
pulpitis reversible, irreversible, dan hipersensitivitas dentin. Periode remaja antara 12
tahun hingga akhir masa pertumbuhan yaitu sekitar 20 tahun merupakan periode karies
aktif dan penyakit periodontal yang tinggi karena tingginya konsumsi bahan makanan
kariogenik serta ketidakpahaman tentang cara memelihara kesehatan gigi yang benar.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara benar yang dilakukan setiap hari
merupakan tindakan pencegahan paling utama terhadap kerusakan permanen yang
berkaitan dengan karies gigi. Gigi yang mengalami karies dapat menimbulkan berbagai
kelainan di dalam mulut seperti pulpitis, hipersensitifitas dentin. Gigi yang mengalami
pulpitis reversible, irreversible, dan hipersensitivitas dentin dapat menimbulkan
keluhan sampai seseorang membutuhkan penanganan kegawatdaruratan untuk
mengatasi keluhan rasa sakit yang timbul.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui prevalensi perawatan kegawatdaruratan
gigi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember angkatan 2016 dan
distribusnya berdasarkan diagnosa, jenis kelamin, usia, jenis gigi. Jenis penelitian
adalah penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data
dilakukan dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan datanya dilakukan pada
suatu waktu (point time approach), dilakukan dengan cara memeriksa Mahasiswa yang berjumlah 119. Pertama responden masuk keruang Oral Diagnosa. Mendudukkan
pasien ke dental unit, peneliti menjelaskan tujuan penelitian dilanjutkan pengisian
informed consent dan kuisioner. Peneliti mulai memeriksa responden, melihat apakah
gigi responden terdapat karies dan dilanjutkan untuk memeriksa apakah ada yang
mengalami erosi, abrasi, atrisi, resesi gingival pada gigi. Peneliti melihat kedalaman
karies dan bertanya kepada responden apabila dari gigi yang telah diperiksa ada yang
pernah terjadi sakit tiba-tiba dan membutuhkan penanganan dengan segera untuk
meredakan rasa sakitnya. Peneliti melakukan tes dingin dengan Chlor ethyl dan
mencatat hasil pemeriksaan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 119 responden menunjukkan
bahwa prevalensi perawatan kegawatdaruratan di bidang konservasi gigi pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember tahun 2016 sebesar
62responden (52,1%). Hasil berdasarkan jenis kelamin laki-laki 5 responden (8,1%)
dan perempuan sebanyak 57 responden (91,9%), berdasarkan kelompok usia 16-18
tahun 43 responden (69,4%) lebih tinggi dibanding usia 19-20 tahun 19 responden
(30,6%), berdasarkan jumlah kasus terdiri dari 15 kasus ( 21,7%) pulpitis reversible, 8
kasus (11,6%) pulpitis irreversible, dan 46 kasus(66,7%) hipersensitivitas dentin. Hasil
berdasarkan regio gigi pulpitis reversible banyak terjadi pada 15 gigi posterior. Pulpitis
irreversible 8 gigi posterior. Hipersensitivitas dentin 2 gigi posterior, 44 gigi anterior. | en_US |