Perubahan Politik Luar Negeri Republik Islam Iran dibawah Presiden Muhammad Khatami (Issue Poros Teheran Moskow)
Abstract
Revolusi Islam Iran di bawah I- limpunan Ayatullah Ruhullah Khomeini adalah salah saw fenomena yang sangat spektakuler di abad XX. Sebuah Revolusi tanpa mengorbankan ribuan nyawa sebagaimana revolusi lainnya di permukaan bumi. Fenomena inilah yang merupakan titik tolak kebangkitan kekuatan diplomatis, politis Islam.
Gagasan politik luar negeri, yang mengatu r keh id tt pan hubungan antara negara Republik Islam Iran di bawah kepemimpinannya yang terkenal adalah Wilayatul Faqih. Wilayatul Faqih sendiri dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh para ulama ahli Fiqih (hukum Islam), dan memerintah atas dasar hukum Allah di muka bumi. Dan simbol hubungan politik luar negerinya adalah "La syarqi'yyah, La ghorbiyyah, Jumhuriyah Islamyyah Islamyyah" yang dapat diartikan tidak barat, tidak timur tetapi Islam.
Keberadaan ini berakhir ketika Ayatullah Khomeini meninggal dunia, yang dengan demikian praktik dilapangan mengenai eksisistensi wilayatul Faqih serta garis keras aliran politiknya juga sedikit-demi sedikit menurun
Pergeseran dari idealisme radikal sampai terjadinya rekonsiliasi yang penulis kaji sebagai permasalahan utama sehingga timbul Rekronsiliasi politik dengan negara luar, adalah :
1. Pada masa Rafsanjani
Iran tampaknya sedang berutbah. Majalah The Middle East misalnya, antara lain menulis bahwa setelah terlibat dalam perang selama 9 tahun dibawah rezim Islam garis keras, Iran kini memasuki zaman baru. Yang semula berorientasi Islami kini berangsur beralih ke modernisasi dan Kapitalis.
Hujattul Islam Ali Akbar Hashemi Rafsanjani adalah tokoh utama di balik upaya mengakhiri dualisme kekuasaan disektor eksekutif. Dengan kata lain setelah refisi konstitusi, Iran memiliki seorang presiden dengan kekuasaan eksekutif terbesar yang pertama kali sejak kemenangan revolusi Islam pada tahun 1979. Pergeseran orientasi dari revolusi Islam ke pembangunan ekonomi terlibat sejak penyusunan anggota kabinet Rafsanjani.
2. Pada masa Khatami
Kedatangan Presiden Muhammad Khatami ke Iran kemudian diberi kesempatan untuk bei pidato selama 30 menit di Majelis Rendah Parlemen Rusia. Hal lain yang cukup mendasar adalah terbentuknya sebuah partai Islam Blagodenstviye (kemakmuran) dan partai ini sudah terdaftar di Pusat Komisi Pemilihan Rusia (RCEC) yang berarti Islam sudah mendapatkan tempat di Rusia.
Amerika seperti kebakaran jenggot saat melihat ulah Rusia ini. Penjelasan Vladimir Putin dan M. Khatami bahwa poros Teheran-Moskow ini tidak akan mengganggu barat. Akan tetapi Amerika tetap bersikeras menolak mentah-mentah keija sama kedua negara ini.
Bahwa ketika terjadi serangan Amerika Serikat terhadap Afganistan yang disebabkan hancurnya WTC dan Pentagon yang dituduhkan pada Osama bin Laden, maka Rusia pun tidak gegabah bersikap bahkan tidak mendukung serangan Amerika tersebut.