dc.description.abstract | Mitra kegiatan IbM ini adalah dua kelompok ibu rumah tangga calon wirausaha aneka olahan rambutan di Desa Panti, yang merupakan sentra penghasil rambutan di Kabupaten Jember. Hampir setiap rumah di wilayah tersebut memiliki lebih dari 1 pohon rambutan. Saat musim rambutan, jumlah rambutan sangat melimpah. Kebiasaan mengkonsumsi rambutan sebagai buah segar dan daya simpan rambutan yang hanya 3-4 hari, mengakibatkan banyaknya rambutan yang berlebih terbuang. Buah rambutan yang dikonsumsipun meninggalkan sisa berupa biji dan kulit. Hal ini menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Selain dikonsumsi sendiri, beberapa pemilik pohon rambutan menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah. Kenyataan ini menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut tidak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, padahal masyarakatnya masih banyak yang tingkat ekonominya rendah, justru berpotensi menimbulkan pencemaran. Hal ini dikarenakan tidak adanya skill entrepreneurship. Kegiatan IbM ini bertujuan menyelesaikan masalah tersebut dengan memanfaatkan rambutan menjadi berbagai olahan, baik daging buah maupun bijinya. Sedangkan kulitnya diolah menjadi pupuk organik. Juga membantu mitra dalam managemen dan pemasaran.
Target luaran utama yang ingin dicapai adalah berupa produk dan managemen. Luaran produk adalah olahan berupa keripik biji rambutan, nastar berbahan biji rambutan, rambutan goreng karamel, manisan dan cocktail. Jenis olahan tersebut dipilih karena mudah dan unik, peluang usahanya luas karena belum ada pesaingnya. Sementara kulit rambutan dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Luaran managemen berupa sistem pembukuan sederhana dan iklan produk di media internet
Dalam menyelesaikan masalah mitra dan mencapai target luaran dilakukan beberapa tahap kegiatan. Tahap pertama adalah penyuluhan tentang kandungan dan manfaat rambutan, pemafaatan kulit rambutan sebagai pupuk dan aplikasi pemupukan pohon rambutan agar lebih subur. Diberikan pula penjelasan tentang managemen usaha, cara pemasaran, pengemasan dan cara mendaftarkan produk (P-IRT). Tahap kedua adalah serah terima dan introduksi teknologi tepat guna beberapa macam alat yaitu 1) food processor, untuk membuat tepung biji rambutan, 2) Alat perajang biji rambutan, agar pemotongan keripik lebih aman, cepat dan ketebalan seragam, 3) spinner, mesin untuk meniriskan minyak dari olahan yang digoreng, agar rendah kolesterol, tidak mudah tengik, 4) cup sealer (alat pres gelas plastik), 5) plastic sealer (alat pres plastik untuk pembungkus keripik dan rambutan goreng), 6) mixer untuk mengaduk adonan nastar. Tahap ketiga adalah praktek langsung pembuatan aneka olahan tersebut dari pembuatan hingga pengemasan dengan bantuan alat/mesin produksi yang telah dialihteknologikan. Tahap keempat adalah evaluasi manfaat kegiatan IbM bagi kedua mitra.
Pelaksanaan semua kegiatan yang diprogramkan berhasil dengan baik, diikuti dengan antusias dan aktif oleh mitra. Berdasarkan hasil evaluasi, mitra berpendapat bahwa kegiatan yang dilakukan bermanfaat meningkatkan pengetahuan, juga membuka wawasan mitra dalam hal pemanfaatan rambutan selain dikonsumsi segar. Mitra juga memiliki ide wirausaha, terutama menggunakan berbagai macam alat yang telah diberikan tim IbM. Alat yang diberikan mudah dioperasikan dan luas pemanfaatannya sehingga bermanfaat untuk mengolah berbagai macam bahan menjadi berbagai jenis olahan yang sederhana namun unik. | en_US |