PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B1 MELALUI PERMAINAN LABIRIN DI TK TERPADU NAILUL MARAM KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Abstract
Taman Kanak-kanak memberikan pelayanan pendidikan untuk merangsang perkembangan potensi anak secara komprehensif, salah satunya ialah kemampuan kognitif yang mengarah pada berhitung. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang di lakukan di TK Terpadu Nailul Maram Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember diketahui bahwa kemampuan kognitif anak kelompok B1 cukup rendah. Sebanyak 66,67% dari 15 anak terdapat 7 anak memiliki kemampuan kognitif cukup rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran media kurang menarik perhatian anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif sehingga membuat beberapa anak bosan dan tidak fokus belajar di kelas.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menerapkan permainan labirin. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah penerapan permainan Labirin dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif anak kelompok B1 melalui permainan Labirin di TK Terpadu Nailul Maram Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan penerapan kemampuan kognitif dengan permainan Labirin yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B1 melalui permainan Labirin di TK Terpadu Nailul Maram Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
Subjek Penelitian ini adalah anak kelompok B1 TK Terpadu Nailul Maram Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Jenis penelitiaan ini adalah PTK dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
Proses Penerapan permainan labirin dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus. Siklus I guru menjelaskan aturan bermain dari permainan labirin. Selanjutnya anak langsung mempraktekkan bermain labirin sesuai dengan nomer urut. Saat anak bermain anak mencari angka dan gambar yang sama. Setelah selesai bermain permainan labirin, anak diperintahkan untuk menghitung semua jumlah gambar dan angka yang diambilnya, kemudian anak menyebutkan hasil dari penjumlahan, lalu setelah itu anak mencari angka sesuai dengan jumlah yang dihitungnya. Setelah itu anak menunjukkan lambang bilangan yang 1-10 kedepan kelas, dan setelah benar anak menempel gambar dan angka ke kertas manila yang sudah disediakan, kemudian anak kembali lagi mencari angka dan gambar dimulai dari pintu masuk labirin. Siklus II guru lebih jelas lagi menjelaskan aturan permainan labirin. Pada pembelajaran ini guru langsung memimpin anak untuk berbaris bergantian memilih gambar dan angka. Setelah itu anak memasuki labirin dengan merangkak dan mencari gambar yang sama serta mencari jalan keluar dari labirin tersebut. Lalu anak diperintah menghitung jumlah dari angka dan gambar yang telah dipilihnya, menyebutkan hasil dari penjumlahan 1-10, dan menunjukkan bilangan 1-10 kepada guru. Jika anak yang paling banyak mencari gambar dan angka beserta jumlah, maka anak diberi stiker oleh guru supaya anak merasa senang dalam bermain labirin dan juga kognitif anak dapat tercapai dengan baik.
Peningkatan kemampuan kognitif anak kelompok B1 melalui permainan labirin diketahui nilai rata-rata belajar anak pada prasiklus 46,67 menjadi 88,33 pada siklus I dan 99,4 pada siklus II. Atas dasar itu, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan labirin dapat meningkatkan kemampua kognitif anak kelompok B1 di TK Terpadu Nailul Maram.
Saran yang berkaitan dengan penerapan permainan labirin yaitu sebagai masukan variasi media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam berhitung, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.