Pemisahan Logam Mn Pada Air Asam Tambang Batubara di Kalimantan Selatan Secara Elektrolisis
Abstract
Air asam tambang batubara merupakan limbah dari pertambangan batubara
yang membahayakan lingkungan. Logam–logam berat juga dapat larut pada air asam
tambang, diantara adalah Zn, Cd, Fe, Al, dan Mn. Penelitian yang sudah dilakukan
oeh pihak Green Peace menemukan kandungan logam Mn sebesar 39,7–40,2 mg/L.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2010, ambang batas nilai
maksimum Mn pada air minum yaitu sebesar 0,4 mg/L. Jika air asam tambang
mengalir masuk ke pori-pori tanah akan sampai pada permukaan air tanah yang akan
menimbulkan dampak serius. Air asam tambang tersebut dapat mengganggu pasokan
air bersih yang digunakan untuk konsumsi masyarakat sehari–hari. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk memisahkan logam Mn dari air asa tambang batubara.
Pemisahan logam dari campurannya dapat menggunakan metode elektrolisis. Metode
elektrolisis dipilih untuk pemisahan karena logam yang dipisahkan akan memiliki
kemurnian tinggi dengan kuantitas maksimal. Pemberian larutan elektrolit dan
tegangan merupakan faktor utama pada metode elektrolisis, karena elektrolit dan
tegangan yang diberikan akan meningkatkan arus yang mengalir pada larutan.
Voltametri siklik dapat ditentukan untuk menentukan tegangan optimum. Tegangan
optimum ditentukan dengan voltametri siklik karena selama pengukuran analit tidak
banyak mengalami perubahan. Proses elektrolisis dapat diterapkan pada sampel
berwujud cair, misalnya pada sampel air asam tambang batubara yang diambil di
Kabupaten Tanah Laut – Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mengetahui pengaruh variasi konsentrasi larutan elektrolit dalam penentuan tegangan
optimum untuk elektrolisis logam Mn dengan metode voltametri siklik; (2) mengetahui pola voltammogram secara voltametri siklik dalam penentuan tegangan
optimum untuk elektrolisis Mn dari air asam tambang batubara; (3) mengetahui
pengaruh variasi waktu dan jumlah katoda pada elektrolisis terhadap jumlah logam
Mn yang berhasil dipisahkan dan (4) mengetahui seberapa besar efisiensi metode
elektrolisis secara voltametri siklik untuk isolasi logam Mn pada air asam tambang
batubara.
Tahapan–tahapan pada penelitian ini yaitu (1) penentuan konsentrasi larutan
elektrolit optimum, tegangan optimum logam Mn larutan standar dan larutan sampel
air asam tambang batubara dengan metode voltametri siklik; (2) Tegangan optimum
yang dihasilkan dari metode voltametri siklik, kemudian diaplikasikan pada proses
elektrolisis logam Mn dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, dan 50 menit serta variasi
jumlah elektroda; (3) menimbang berat elektroda & menganalisis kadar logam Mn
dengan spektroskopi serapan atom (SSA) sebelum dan sesudah proses elektrolisis.
Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi elektrolit optimum yaitu sebesar
0,150 M. Sedangkan tegangan optimum dan nilai arus tertinggi logam Mn dari
pengukuran sampel berada pada penambahan KCl dengan konsentrasi 0.150 M yaitu
-987.688 mV dengan arus -781.333 (µA). Tegangan optimum dan arus optimum pada
larutan standar MnCl
2
.4H
O adalah sebesar -929.875 mV dan -547.000 (µA). Massa
logam Mn sebelum dielektrolisis adalah 0,18 mg/20 mL. Setelah proses elektrolisis
menggunakan tegangan optimum dan penambahan larutan elektrolit selama 40 menit
logam Mn yang menempel pada katoda sebesar 0,06 mg dengan menggunakan 1
elektroda, sedangkan dengan menggunakan 2 elektroda logam Mn yang menempel
pada katoda sebesar 0,087 mg. Nilai efisiensi metode elektrolisis untuk pemisahan
logam Mn pada sampel air asam tambang batubara sebesar 32,8 % dengan 1
elektroda dan 50 % dengan 2 elektroda.