PENGGAMBARAN DISTRIBUSI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN PERKEBUNAN TEBU DI DAERAH PUGER JEMBER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai lahan pertanian
yang luas. Lahan pertanian tersebut tersebar di berbagai pulau di Indonesia, antara
lain: Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan lain sebagainya. Salah satu daerah di
Pulau Jawa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani adalah
Kabupaten Jember. Kabupaten Jember dikenal dengan hasil pertanian yang cukup
melimpah, antara lain : tembakau, padi, tebu, dan lain sebagainya. Kabupaten
Jember masih melakukan perluasan wilayah pertanian pada komoditi tebu. Jadi
untuk memaksimalkan hasil produksi tebu diperlukan kesesuaian lahan tanaman
tebu. Karakteristik tanaman tebu sangat unik dikarenakan tanaman tebu tidak
menyukai lahan sebagai media tanam yang terlalu basah maupun lahan yang
terlalu kering, tebu bisa dibudidayakan pada lahan sawah atau bekas sawah dan
pada lahan kering.
Metode geolistrik resisitivitas merupakan metode yang menginjeksikan
arus listrik ke dalam tanah atau permukaan bumi untuk mengukur resistivitas.
Pada metode geolistrik dikenal banyak konfigurasi elektroda, diantaranya yang
sering digunakan adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger,
konfigurasi Wenner – Schlumberger, konfigurasi dipole – dipole, konfigurasi pole
– dipole dan azimut dipole. Konfigurasi dipole – dipole merupakan konfigurasi
yang banyak diterapkan untuk tujuan mendapatkan gambaran bawah permukaan
pada objek yang penetrasinya lebih sensitif pada arah vertikal.
Langkah awal akuisisi data dilakukan dengan menentukan jarak antar
elektroda tetap (a) yaitu elektroda arus 1 (C1) dengan elektroda arus 2 (C2) dan
elektroda tegangan 1 (P1) dengan elektroda tegangan 2 (P2), menyusun posisi
elektroda arus (I) dan tegangan (V) konfigurasi dipole – dipole dan panjang
lintasan yang akan diukur. Pengukuran ini dilakukan dengan memindahkan
elektroda potensial pada suatu penampang dengan elektroda arus tetap, kemudian
memindahkan elektroda arus pada spasi a berikutnya diikuti oleh pemindahan
elektroda potensial sepanjang penampang seterusnya hingga pengukuran elektroda
arus pada titik terakhir di penampang itu. Arus diinjeksikan ke permukaan bawah
bumi, kemudian diukur nilai beda potensial listrik dan arus listrik. Sehingga dapat
diperoleh nilai resistivitas di bawah permukaan bumi. Dengan mengetahui nilai
resistivitas di bawah permukaan bumi, maka dapat ditentukan banyaknya lapisan
penyusun dan jenis material penyusun.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan nilai distribusi
resisitivitas di bawah permukaan sehingga diperoleh gambaran informasi tentang
struktur bawah permukaan perkebunan tebu di daerah Puger kabupaten Jember
dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole.
Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk pola budidaya perkebunan tebu dan
mengidentifikasi potensi material yang ada. Identifikasi dilakukan dengan
menganalisa hasil pencitraan bawah permukaan lahan tebu berdasarkan nilai
resistivitas pada pseudosection kemudian dikonversi berdasarkan nilai resistivitas
batuan dengan mencocokan pada tabel referensi. Hasil penelitian dan interpretasi
distribusi resistivitas, struktur tanah perkebunan tebu di daerah Puger Jember
diduga mengandung material penyusun lapisan tanah berupa lempung basah, pasir
berkerikil, magnesium, alluvium, kerikil, lempung kering, pasir, batuan pasir atau
sandstone dan batuan kapur atau limestone serta tanah diduga bersifat asam
dengan rata – rata nila pH 5,5. Tanah yang demikian sering mengalami
kekurangan unsur hara, maka perlu unsur hara tambahan, bahan organik, dan
pemupukan. Langkah ini sebagai penyesuaian lahan agar mampu meningkatkan
produktifitas dan kualitas tebu.