TINGKAT KEBUGARAN JANTUNG-PARU (VO2max) JEMAAH HAJI PENDERITA HIPERTENSI DI KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016
Abstract
VO2max adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. VO2max seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan (umur, jenis kelamin, dan riwayat kelurga/genetik) dan faktor yang dapat dikendalikan (IMT, kadar LDL, kadar hemoglobin, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok). VO2max merupakan hal yang diperlukan oleh jemah haji, khususnya jemaah haji yang menderita penyakit kronis seperti hipertensi.
Berdasarkan data Siskohatkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2014, penyakit hipertensi dan diabetes mellitus adalah dua penyakit terbanyak pada pasien rawat inap (37,74%). Dari data rawat jalan diketahui diagnosa penyakit saluran pernafasan (36,60%) menduduki pertama dan hipertensi primer (17,39%) di posisi kedua. Sedangkan kematian jemaah wafat di Arab Saudi disebabkan karena penyakit kardiovaskuler (45%) dengan diagnosa penyebabnya adalah penyakit hipertensi sebesar 22,89% dan penyakit diabetes mallitus sebesar 13,25%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis antara faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan individu dengan VO2max Jemaah Haji Penderita Hipertensi di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 dengan menggunakan rancangan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jemaah haji penderita hipertensi di Kabupaten Lumajang Tahun 2016. Jumlah sampel sebanyak 89 jemaah haji dengan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan (umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarha/genetik) dan faktor yang dapat dikendalikan (IMT, kadar LDL, kadar hemoglobin, aktivits fisik dan kebiasaan merokok). Variabel terikat adalah Tingkat Kebugaran Jantung-Paru (VO2max) Jemaah Haji Penderita Hipertensi. Analisis data menggunakan analisis univariabel, analisis bivariabel menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar VO2max jemaah haji tergolong cukup baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur (p-value = 0,033, OR = 2,5), IMT (p-value = 0,019, OR = 3,5), kadar LDL (p-value = 0,035, OR = 3,6), kadar hemoglobin jemaah haji laki-laki dan jemaah haji perempuan (p-value = 0,026, OR = 9,3; p-value = 0,040, OR = 4,5 ), aktivitas fisik (p-value = 0,007, OR = 4,06) dengan VO2max Jemaah Haji Penderita Hipertensi. Artinya, variabel-variabel tersebut merupakan faktor risiko terhadap VO2max Jemaah Haji Penderita Hipertensi. Jemaah haji yang berusia ≥60 tahun, memiliki berat badan obesitas, memiliki kadar LDL tinggi dan kadar hemoglobin rendah serta aktivitas fisik rendah akan lebih berisiko memiki VO2max yang kurang. Sedangkan jenis kelamin (p-value = 0,579), riwayat keluarga/genetik (p-value = 0,823), dan kebiasaan merokok (p-value = 0,310) tidak berhubungan secara signifikan dengan VO2max Jemaah Haji Penderita Hipertensi. Artinya, variabel-variabel tersebut bukan merupakan faktor risiko terhadap VO2max Jemaah Haji Penderita Hipertensi. Puskesmas diharapkan membuat kegiatan kebugaran untuk jemaah haji selama masa tunggu dengan mengaktifkan posbindu dan melibatkan kader kesehatan setempat. Melakukan kerja sama antara puskesmas dan KUA beserta KBIH untuk memberikan materi kebugaran haji pada saat manasik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]