Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharto
dc.contributor.advisorKurniati, Dian
dc.contributor.authorNugraha, Hendra Sapta Ditiya
dc.date.accessioned2017-08-04T03:56:55Z
dc.date.available2017-08-04T03:56:55Z
dc.date.issued2017-08-04
dc.identifier.nim120210101120
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80804
dc.description.abstractSetiap siswa akan dihadapkan dengan suatu masalah atau persoalan khususnya dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu setiap siswa diharapkan meiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir kritis menghendaki seseorang untuk mempertimbangkan segala hal yang berkaitan dengan suatu masalah sebelum akhirnya mengambil keputusan yang masuk akal dari penyelesaian masalah tersebut karena mampu memberikan tuntunan atau arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja. Pentingnya berpikir kritis dalam pembelajaran matematika yaitu untuk mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, serta orang yang tak pernah berhenti belajar dan berputus asa. Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis memiliki enam unsur dasar yang perlu dipertimbangkan dalam berpikir kritis yaitu : fokus (focus), alasan (reason), kesimpulan (inference), situasi (situation), kejelasan (clear), dan pemeriksaan secara menyeluruh (overview). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa usia 16 dalam menyelesaikan soal matematika pokok bahasan peluang, mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa usia 17 dalam menyelesaikan soal matematika pokok bahasan peluang dan mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa usia 18 dalam menyelesaikan soal matematika pokok bahasan peluang. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan wawancara. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan validasi tes kemampuan berpikir kritis dan validasi pedoman wawancara. Hasil validasi instumen tes diperoleh 4,71 yang termasuk kriteria valid dengan beberapa saran revisi, sedangkan hasil validasi pedoman wawancara diperoleh 4,63 yang juga termasuk kriteria valid. Tes kemampuan berpikir kritis dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2017 dan soal tes tersebut diberikan kepada siswa kelas XII-IPA 1 MAN 3 Jember yang berjumlah 30 siswa. Pemilihan kelas menggunakan teknik purposive sampling agar subyek yang diteliti sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti. Kemudian dilakukan test soal peluang setelah itu dipilih 6 orang yang terdiri masing-masing 2 siswa dari usia 16, 17 dan 18. Dari 6 siswa tersebut dilakukan wawancara guna mengkonfirmasi jawaban test dari ke 6 siswa tersebut dan didapatkan kesimpulan bahwa pada tahap menganalisis dan memfokuskan pertanyaan siswa yang yang berumur 16 tahun cenderung menuliskan semua data yang diketahui dan ditanya dengan benar dan lengkap. Siswa yang yang berumur 17 tahun menuliskan data yang diketahui dan yang ditanya dengan kurang lengkap dan siswa yang berumur 18 tahun mampu menuliskan semua data dengan benar dan lengkap. Pada tahap menentukan solusi, siswa yang yang berusia 16 tahun cenderung menjalankan prosedur dengan benar dan menuliskan penyelesaian dengan runtut meskipun terkadang kurang teliti. Siswa yang berusia 17 tahun mampu menuliskan solusi pada soal yang diberikan dan siswa yang berusia 18 tahun juga mampu menetukan solusi pada soal yang telah diberikan. Pada tahap menentukan kesimpulan siswa yang berusia 16 tahun mampu menuliskan kesimpulan pada soal yang telah diberikan, siswa yang berusia 17 tahun mampu menuliskan kesimpulan pada soal yang diberikan namun berbeda pada siswa yang berusia 18 tahun ada salah satu siswa yang dipilih tidak menuliskan kesimpulan pada salah satu soal yang diberikan. Dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian yaitu siswa kelas XII-IPA 1 MAN 3 Jember yang berumur 18 tahun dalam menyelesaikan soal peluang, mampu mencapai semua indikator yang digunakan yaitu focus, reason, inference, situation, clarity dan overview. Pada usia ini siswa lebih memiliki pola-pola yang diluar siswa lainnya, siswa pada usia ini juga lebih terperinci dalam mengerjakan suatu soal. Siswa kelas XII-IPA 1 MAN 3 Jember yang berumur 17 tahun dalam menyelesaikan soal peluang, mampu mencapai 5 indikator dari 6 indikator yang digunakan yaitu reason, inference, situation, clarity dan overview. Siswa pada usia ini kurang teliti dalam mengerjakan hal tersebut bahwa ada subjek yang tidak xi mampu menuliskan indikator yang pertama yaitu focus. Siswa kelas XII-IPA 1 MAN 3 Jember yang berumur 16 tahun dalam menyelesaikan soal peluang, mampu mencapai 5 indikator dari 6 indikator yang digunakan yaitu focus, reason, situation, clarity dan overview. Sama seperti halnya usia sebelumnya, siswa ini juga kurang teliti dalam mengerjakan sehingga tidak mampu menuliskan indikator yang ke tiga yaitu inference.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPROFIL BERPIKIR KRITISen_US
dc.subjectSISWA MAN 3 JEMBERen_US
dc.subjectUSIAen_US
dc.subjectSOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANGen_US
dc.titlePROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XII MAN 3 JEMBER BERDASARKAN PERKEMBANGAN USIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANGen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record