KOLABORASI GURU MATEMATIKA DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII SMP NEGERI 1 JEMBER
Abstract
Kolaborasi merupakan aktifitas saling keterlibatan peserta dalam upaya
terkoordinasi guna memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama dengan
saling perhatian, saling menghormati, saling memahami, dan saling membantu
antar anggota yang berkolaborasi. Berbeda dengan kooperatif, kolaborasi lebih
mementingkan proses dari pada hasil. Kolaborasi guru dalam mendesain
pembelajaran merupakan kerja sama antar guru dengan tujuan yang sama yaitu
membuat perangkat pembelajaran yang memperhatikan komponen-komponen yang
saling terkait siswa, metode, dan evaluasi guna tercapainya pembelajaran yang
lebih baik. Hal ini sesuai dengan kegiatan pada Lesson Study yaitu mengkaji
pembelajaran secara kolaboratif sehingga didapat pembelajaran yang lebih baik
dengan adanya saling sumbang saran antar anggota kolaborasi.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan proses kolaborasi guru
matematika dalam mendesain pembelajaran berbasis Lesson Study pada materi
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah 4 guru
matematika di SMP Negeri 1 Jember, 3 guru pernah melaksanakan dan menerapkan
Lesson Study dan 1 guru belum pernah melaksanakan dan menerapkan Lesson
Study. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di
bulan Desember. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi dan pedoman wawancara. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
adalah observasi dan wawancara. Data yang dianalisis adalah kolaborasi guru dari
hasil observasi dan hasil wawancara setiap subjek.
Berdasarkan hasil analisis data validasi pedoman observasi dan pedoman
wawancara, di dapat rerata (Va) untuk pedoman observasi adalah 4,42857 dan rerata
(Va) untuk pedoman wawancara adalah 4,4375 sehingga intrumen pedoman
observasi dan pedoman wawancara masuk katagori valid. Instrument yang telah
divalidasi direvisi sesuai saran validator. Setelah pedoman observasi dan pedoman
wawancara divalidasi kemudian diadakan penelitian yaitu kolabrasi guru
matematika mendesain pembelajaran. Kolaborasi dilakukan sebanyak dua kali,
setelah kolaborasi selesai kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
kecenderungan kolaborasi guru matematika dalam mendesain pembelajaran dan
dilakukan wawancara mendalam mengenai proses kolaborasi yang telah
dilaksanakan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru-guru matematika SMP
Negeri 1 Jember cenderung memenuhi 2 indikator dari 6 indikator kolaborasi yaitu
kepedulian dan saling belajar antar guru dalam mendesain pembelajaran dengan
memperhatikan kemungkinan respon siswa dan tindakan terhadap respon dan
indikator kepedulian dan saling belajar antar guru dalam mendesain pembelajaran
dengan memperhatikan format dan keterbacaan perangkat pembelajaran yaitu RPP
dan LKS. Kecenderungan ini dapat dilihat dari ketercapaian indikator pada Tabel
4.16 dimana pada kolaborasi pertama maupun kedua ketercapaian indikator lebih
banyak pada indikator ketiga dan keempat. Indikator kemungkinan respon siswa
yang diperhatikan guru dalam berkolaborasi adalah penggunaan alat peraga serta
tata cara penggunaannya agar siswa langsung terlibat dengan benda real sehingga
siswa tidak berkhayal dalam memahami materi Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel. Format dan keterbacaan perangkat khususnya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
diperhatikan guru-guru dalam berkolaborasi terutama pemberiaan langkah-langkah
dalam menyelesaikan permasalahan. Hal ini perlu dilakukan untuk membangun
cara berpikir siswa yang terstruktur. Indikator pertama, kedua, kelima yaitu
kepedulian dan saling belajar antar guru dalam mendesain pembelajaran dengan
memperhatikan kondisi awal siswa, kondisi kelas dan hasil refleksi tidak begitu
diperhatikan karena menurut guru-guru yang berkolaborasi, yang lebih tahu akan
hal tersebut adalah guru yang menjadi pengajar di kelas tersebut. Sebab,
kemampuan dan karakter siswa disetiap kelas berbeda. Untuk indikator keempat
yaitu memperhatikan ketercapaian tidak diperhatikan dikarenakan ketercapaian
tidak bisa diketahui sebelum pembelajaran telah dilakukan.