PROFIL METAKOGNISI SISWA SMP NURIS JEMBER DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU BERDASARKAN GAYA KOGNITIF
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan metakognisi siswa dalam
memecahkan masalah matematika pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
berdasarkan gaya kognitif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Nuris
Jember. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: MFFT, lembar tes
pemecahan masalah, dan pedoman wawancara. Namun, yang di validasi hanya lembar
tes pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data
validasi instrumen lembar tes pemecahan masalah dan pedoman wawancara, instrumen
tersebut valid. Instrumen yang telah di validasi, direvisi sesuai dengan saran yang
diberikan oleh validator. Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui tes dan
wawancara. Tes yang diujikan ada 2, yang ke-1 adalah MFFT yang digunakan untuk
menentukan subjek penelitian dan yang ke-2 tes pemecahan masalah. MFFT yang
diujikan menghasilkan 22 siswa reflektif, 5 siswa impulsif, 4 siswa pada kelompok fast
accurate, dan 2 siswa pada kelompok slow inaccurate. Fokus penelitian ini yaitu pada
siswa reflektif dan impulsif, sehingga dipilih perwakilan siswa yaitu 2 siswa dengan
gaya kognitif reflektif dan 2 siswa dengan gaya kognitif impulsif. Subjek terpilih
kemudian diberi tes pemecahan masalah dan dilakukan wawancara.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan, terdapat perbedaan antara
metakognisi siswa yang reflektif dengan siswa yang impulsif. Siswa reflektif mampu
melakukan kegiatan metakognisi pada tiga permasalahan yang diberikan dengan
lengkap. Hal tersebut diketahui dengan tercapainya semua indikator pada kegiatan
metakognisi. Ketercapaian tersebut diperoleh pada tahap perencanaan (planning),
pemantauan (monitoring), dan evaluasi (evaluating). Namun, untuk siswa impulsif
dalam melakukan kegiatan metakognisi kurang lengkap. Siswa Impulsif hanya
melakukan kegiatan evaluasi (evaluating) dengan lengkap, sedangkan untuk kegiatan
metakognisi yang lain siswa impulsif hanya memenuhi beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur ketercapaian metakognisi siswa. Siswa impulsif cenderung
tidak memikirkan hal-hal yang dilakukan dan cenderung spontan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Mereka juga lebih cepat mengerjakan permasalahan
yang diberikan daripada siswa yang reflektif, sehingga siswa impulsif memiliki
kecenderungan kurang lengkap dalam melakukan kegiatan metakognisi, berbeda
dengan siswa reflektif yang mampu melakukan kegiatan metakognisi dengan lengkap.