ETNOBOTANI UPACARA ADAT DI SEKITAR TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui tumbuhan dan bahan-bahan
lain yang digunakan oleh masyarakat Tengger dalam upacara adat, 2) mengetahui
nilai Use Value (UV) tumbuhan, dan 3) menghasilkan buku ilmiah populer.
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan
mengunakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling melalui
wawancara yang bersifat semi-structured dengan menggunakan tipe pertanyaan
open-endeddan menggunakan teknik observasi terbuka (participant observation).
Analisis data dengan menggunakan Use Value (UV). Penelitian ini dilakukan di
sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan mengambil
lima sampel yaitu Desa Sapikerep, Desa Ngadas, Desa Jetak, Desa Wonotoro, dan
Desa Ngadisari. Informan adalah dukun adat Pandhita di setiap desa yang ahli
dalam pelaksanaan upacara adat.
Berdasarkan penelitian diperoleh 8 upacara adat yang terdiri dari upacara
adat Karo, Yadya Kasada, Sayut, Kekerik, Tugel Kuncung/Tugel Gombak,
Walagara (Perkawinan), Penguburan dan Entas-Entas. Terdapat 82 spesies
tumbuhan dari 38 famili yang digunakan dalam upacara adat masyarakat Tengger
di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Adapun tumbuhan dengan
nilai Use Value (UV) tertinggi adalah alang-alang (Imperata cylindrica), andong
(Cordyline fruticosa), cempaka putih (Michelia alba), tembakau (Nicotiana
tabacum), daun bawang (Allium fistulosum), beras putih (Oryza sativa), dadap
(Erythrina variegate), palem putri (Veitchia merillii), pisang raja (Musa
acuminata x Musa balbisiana.), pinang (Areca catechu), jarak (Ricinus
communis), kelapa (Cocos nucifera), kenanga (Cananga odorata), kentang
(Solanum tuberosum), ketan hitam (Oryza sativa var. Glutinosa), kubis (Brassica
oleracea), kunir (Curcuma longa), mawar (Rosa spp.), melati (Jasminum
sambac), pampung (Macropanax dispermus), plawa (Amaranthus dubius), bambu
ampel (Bambusa vulgaris), bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu apus
(Gigantochloa apus), putihan (Buddleja asiatica), rumput grinting (Cynodon
dactylon), sawi putih (Brassica rapa), sedap malam (Polianthes tuberosa), senikir
(Tagetes erecta), sirih (Piper betle), edelweiss (Anaphalis javanica), tebu hitam
(Saccharum officinarum), tlotok (Molineria capitulate), wortel (Daucus carota)
dan beringin (Ficus benjamina). Masyarakat Tengger di sekitar Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru memperoleh tumbuhan yang digunakan dalam upacara
adat dari hasil budidaya, tumbuhan liar dan membeli. Organ tumbuhan yang
dimanfaatkan adalah daun sebesar 27%, buah sebesar 24%, bunga sebesar 21%,
batang sebesar 17%, rimpang sebesar 7%, biji sebesar 3%, dan umbi sebesar 1%.
Habitus tumbuhan yang paling banyak digunakan berturut-turut herba, perdu,
pohon dan liana.
Hasil penelitian disusun menjadi buku ilmiah populer yang divalidasi oleh
4 validator, yaitu 1 ahli materi, 1 ahli media, dan 2 ahli upacara adat. Berdasarkan
hasil uji validasi buku ilmiah populer, diketahui bahwa skor validasi dari ahli
materi sebesar 64%, skor validasi dari ahli media 70%, skor validasi dari ahli
upacara adat pertama sebesar 90% dan skor validasi uhli upacara adat kedua
sebesar 81%. Berdasarkan hasil validasi diperoleh kesimpulan bahwa buku ilmiah
yang berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan untuk Upacara Adat Tengger di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dan Upaya Konservasi Tumbuhan oleh
Masyarakat Tengger” layak untuk digunakan .