dc.description.abstract | Pernikahan dini bukanlah hal yang tabu dalam masyarakat tidak hanya pada
masyarakat di desa di perkotaan pun juga demikian. Dalam pernikahan dini
banyak sekali dampak yang ditimbulkan baik secara sosial psikologi dan
kesehatan. Pernikahan usia dini pada masyarakat etnis Madura di Desa Sukowono
ditemukan sering menuai masalah yang tidak diinginkan karena segi psikologis
istri yang belum matang. Kematangan diri remaja putri yang belum tercapai
mendorong terjadinya pertengkaran, percekcokan, dan bentrokan antara suamiistri.
Emosi yang belum stabil, semakin rentan memicu konflik dan pertengkaran
antara suami-istri. Dalam mengahadapi konflik setelah pernikahan perlu adanya
peran serta dukungan dari sosok figur masyarakat yang dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah rumah tangga. Salah satunya peranan dan dukungan
Tokoh Agama sangat berpengaruh didalam meminimalis konflik setelah
pernikahan dini sehingga terhindarnya perceraian dalam kehidupan remaja putri
etnis Madura. Hasil penelitian dapat menjelaskan bagaimana dukungan tokoh
agama terhadap kesehatan mental remaja putri yang menikah usia dini di Desa
Sukowono Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
dokumentasi, dan triangulasi. Selanjutnya data dianalisis menggunakan model
interaktif yang kemudian disajikan dalam bentuk uraian kata dan kutipan
langsung.
viii
Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian dukungan sosial tokoh
masyarakat agama dibagi menjadi empat yaitu dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Dukungan
emosional dengan memberikan sebuah empati dan perhatian kepada pasangan
remaja putri yang menikah usia dini dengan cara mendengarkan keluh kesah
masalah dan memberikan motivasi. Bentuk dukungan penghargaan oleh tokoh
agama kepada remaja putri yang menikah usia dini yaitu sebagian kecil berupa
apresiasi positif atas ketegaran diri remaja ketika menghadapi masalah, selain itu
sebagian besar tokoh agama memberikan perhatian yaitu dengan melakukan
pembinaan dengan kunjungan kerumah pasangan remaja. Bentuk dukungan
instrumental tokoh agama kepada remaja putri yang yang menikah usia dini
dengan menyediakan tempat dan waktu untuk berkonsultasi dan musyawarah
dengan masalah yang di hadapi. Bentuk dukungan informatif yaitu sebagian besar
tokoh agama memberikan informasi pengetahuan tentang kehidupan rumah
tangga dalam mewujudkan keluarga SAMAWA dan semua tokoh agama
memberikan nasehat dan saran yang bersifat positif kepada pasangan remaja putri.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya memberikan
dukungan sosial secara berkelanjutan dengan cara meningkatkan intensitas
pembinaan kepada remaja putri yang telah menikah usia dini. PLKB lebih
meningkatkan KIE (Konseling Informasi Edukasi) melalui kunjungan rumah
untuk melakukan sosialisasi tentang penundaan punya anak. Penelitian ini juga
diharapkan mampu membantu meningkatkan taraf ekonomi pasangan remaja
dengan membentuk UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
untuk pasangan yang belum mempunyai pekerjaan tetap. | en_US |