dc.description.abstract | TB MDR adalah TB Resisten Obat terhadap minimal 2 (dua) obat anti
TB yang paling penting, INH dan Rifampisin secara bersama-sama atau disertai
resisten terhadap obat anti TB lini pertama lainnya seperti Etambuthol,
Streptomycin dan Pyrazinamid (Kemenkes RI, 2014). Di Indonesia, sebagai
bentuk usaha pencegahan terhadap TB MDR melalui program DOTS plus
(Directly Observed Treatment, Short-course) dibuat sebuah kegiatan yang
bernama MTPTRO (Menejemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat) khusus
bagi tenaga kesehatan, dimana perawat sebagai salah satu pemberi layanan
menjadi tenaga kesehatan yang terdidik dan terlatih dalam penatalaksanaan TB
MDR (Permenkes No 13 tahun 2013)
di Jawa Timur dari tahun 2016 didapatkan data jumlah penderita TB MDR
yang mendapatkan pengobatan 56,54%. Saat ini Jawa Timur menduduki peringkat
kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Sedangkan di Kabupaten Jember hingga
pertengahan tahun 2016 ada 40 penderita TB MDR. Saat ini Kabupaten Jember
menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita TB MDR terbanyak di Jawa
Timur. Hal ini perlu diwaspadai karena prevalensinya menunjukkan peningkatan
dan ada beberapa dari penderita yang menolak pengobatan, putus obat dan ada 1
orang yang terdiagnosa menderita Pra XDR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan,
sikap dan tindakan perawat Puskesmas terhadap penatalaksanaan pasien TB
MDR di Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi peneliti, bagi institusi pendidikan, bagi instansi kesehatan, bagi
keperawatan, dan bagi masyarakat.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan perawat Puskesmas terhadap penatalaksanaan
xi
TB MDR. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap dan
tindakan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat Puskesmas di
kabupaten Jember sebanyak 17 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh dengan
jumlah sampel 17 orang. Analisa data menggunakan analisa univariat untuk
menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan perawat Puskesmas
terhadap penatalaksanaan TB MDR di Kabupaten Jember.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perawat Puskesmas
terhadap penatalaksanaan pasien TB MDR di Kabupaten Jember 3 responden
(17,65%), tingkat pengetahuan cukup 12 responden (70,59%) dan tingkat
pengetahuan buruk 2 responden (11,76%). Sedangkan sikap perawat Puskesmas
terhadap penatalaksanaan pasien TB MDR di Kabupaten Jember didapatkan data
responden dengan sikap yang baik berjumlah 9 responden (52,94%), dan sikap
sangat baik berjumlah 8 responden (47,06%). Pada tindakan perawat Puskesmas
terhadap penatalaksanaan pasien TB MDR di Kabupaten Jember didapatkan hasil
dari 17 responden terdapat responden dengan tindakan cukup berjumlah 14 responden
(82,35%), dan tindakan buruk berjumlah 3 responden (17,65%), dan tindakan baik 2
responden (11,76%).
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar perawat Puskesmas yang
memiliki tingkat pengetahuan cukup, sebagian besar perawat Puskesmas memliki
sikap yang sangat baik, dan melakukan tindakan yang baik terhadap
penatalaksanaan TB MDR.
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat diterapkan
yakni bagi penelitian dapat menambah wawasan dan data untuk penelitian
selanjutnya, bagi institusi pendidikan sebagai referensi bagi mahasiswa
keperawatan untuk menambah informasi dan sumber data , bagi instansi kesehatan
sebagai sumber informasi kepada perawat Puskesmas dalam melakukan upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif terhadap TB MDR, selain itu sebagai
bahan evaluasi bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan
potensi sumber daya manusia di Puskesmas, dan bagi keluarga serta masyarakat
dapat melakukan upaya preventif atau pencegahan terhadap penularan TB MDR,
xii
dan dapat membantu memberikan dukungan kepada pasien TB MDR untuk
melaksanakan program pengobatan sampai dengan selesai dan dinyatakan
sembuh. | en_US |