Analisis Kebutuhan Tempat Tidur Tiap Kelas di Rawat Inap Rumah Sakit Djatiroto Kabupaten Lumajang
Abstract
Rumah Sakit menyediakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yaitu dengan
menyediakan unit rawat inap. Pengelolaan unit rawat inap, salah satu aspek yang
perlu diperhatikan adalah pengelolaan tempat tidur. Salah satu cara yang
digunakan untuk pengelolaan perencanaan kebutuhan tempat tidur yaitu
menggunakan metode peramalan linear regresi yang diproyeksikan dengan
indikator Barber Johnson. Rumah Sakit Djatiroto melakukan kebijakan
penambahan jumlah tempat tidur setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah tempat
tidur sebanyak 50, tahun 2015 sebanyak 63 sedangkan tahun 2015 sebanyak 70
tempat tidur. Kebijakan ini menyebabkan tingkat efisiensi pelayanan Rumah Sakit
Djatiroto pengalami penurunan, hal ini menunjukkan tempat tidur yang tersedia
over loaded atau tidak terpakai Perencanaan kebutuhan tempat tidur di Rumah
Sakit Djatiroto hanya berdasarkan ketersediaan anggaran tanpa memperhatikan
tingkat efisiensi pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan
tempat tidur di rawat inap Rumah Sakit Djatiroto tahun 2016-2020. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini
dipilih menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan yaitu data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata nilai BOR
Rumah Sakit Djatiroto tahun 2011-2015 mencapai 49,8%, rata-rata nilai BOR
kelas utama (VIP) sebesar 42,4%, kelas I sebesar 40%, kelas II sebesar 55,3%
sedangkan kelas III sebesar 61,4%. Rata-rata nilai ALOS sebesar 3, sedangkan
rata-rata nilai TOI Rumah Sakit Djatiroto sebesar 3,5 dengan rata-rata nilai TOI
kelas utama (VIP) sebesar 4,3; kelas I sebesar 5,2; kelas II sebesar 2,6 dan kelas
viii
III sebesar 1,9. Rata-rata nilai BTO Rumah Sakit Djatiroto sebesar 60 dengan
rata-rata nilai BTO kelas utama (VIP) sebesar 53, kelas I sebesar 46, kelas II
sebesar 65 sedangkan kelas III sebesar 76. Rumah Sakit Djatiroto tidak pernah
membuat Grafik Barber Johnson selama ini, sedangkan untuk tingkat efisiensi
pelayanan di Rumah Sakit Djatiroto pada tahun 2011-2015 masih belum mencapai
efisiensi. Peramalan hari perawatan tahun 2016-2020 mengalami kenaikan setiap
tahunnya, peramalan hari perawatan digunakan untuk meramalkan kebutuhan
tempat tidur. Berdasarkan hasil perhitungan diprediksikan perencanaan kebutuhan
TT Rumah Sakit Djatiroto didapatkan bahwa tahun 2016 jumlah TT yang
dibutuhkan sebanyak 54 TT, tahun 2017 membutuhkan 58 TT, tahun 2018
sebanyak 61 TT, pada tahun 2019 sebanyak 65 TT sedangkan pada tahun 2020
diprediksikan jumlah TT yang dibutuhkan sebanyak 69 TT. Hasil prediksi
kebutuhan jumlah TT jika dibandingkan dengan persediaan jumlah TT tiap kelas
di unit rawat inap Rumah Sakit Djatiroto tahun 2016-2020 lebih sedikit. Oleh
karena itu perlu diadakan perencanaan kebutuhan TT berdasarkan Grafik Barber
Johnson, agar tidak terjadi overload.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]