Penerapan Ajaran Saminisme Pada Masyarakat Sikep Samin Desa Klopodhuwur dalam Mengelola Lingkungan
Abstract
Kajian pada karya tulis ini adalah Penerapan Ajaran Saminisme Pada
Masyarakat Sikep Samin Desa Klopodhuwur Dalam Mengelola Lingkungan.
Melihat fenomena sosial budaya masyarakat Sikep Samin dalam mengelola
lingkungan dengan menerapkan ajaran leluhurnya. Di mana ajaran yang diwarisi
oleh leluhurnya pada masyarakat sikep Samin di Desa Klopodhuwur masih dijaga
dan dilestarikan. Terdapat tradisi-tradisi dalam mengelola lingkungan, dengan
ritual-ritual keagamaan yang dianut oleh masyarakat sikep Samin. Padahal di
jaman era modern saat ini, banyak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
banyak faktor. Peran masyarakat, mengembangkan dan menjaga budaya lokal
seperti ajaran-ajaran leluhur atau kearifan lokal dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Masyarakat sikep Samin masih menjaga eksistensinya
mengelola lingkungan, dengan menganut dan menerapkan ajaran saminisme.
Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana penerapan ajaran
Saminisme pada masyarakat sikep Samin dalam mengelola lingkungan. Peneliti
menggunakan metode kualitatif, dengan memilih lokasi penelitian di Kawasan
Karangpace, Desa Klopodhuwur, Banjarejo, Blora, Jawa Tengah. Terdapat 8
informan, dengan menggunaan metode purposive sampling. Pengumpulan data
dengan metode wawancara pada FGD (Focus Group Discussion), observasi dan
dokumentasi.
Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa perilaku masyarakat Samin
terhadap lingkungan sangat positif, mereka memanfaatkan alam (misalnya
mengambil kayu) secukupnya saja dan tidak pernah mengeksploitasi. Seperti
viii
halnya dengan sikap dan pikiran masyarakat Samin yang cukup sederhana, tidak
berlebihan dan apa adanya. Tanah bagi mereka ibarat ibu sendiri, artinya tanah
memberi penghidupan kepada mereka. Selain itu, semua yang ada di bumi
dianggapnya sebagai seduluran atau sanak saudara. Sebagai petani tradisional
maka tanah mereka perlakukan sebaik-baiknya. Dalam pengolahan lahan
(tumbuhan apa yang akan ditanam) mereka hanya berdasarkan musim saja yaitu
penghujan dan kemarau.
Sehingga masyarakat Samin menghormati, menjaga, dan mengelola
lingkungan dengan kepercayaan daerah setempat. Adapun ajaran-ajaran
Saminisme pada masyarakat Sikep Samin dalam mengelola lingkungan yaitu
dengan menerapkan panca sesanti samin sikep. 1) Seduluran, 2) Ora seneng
memusuhan, 3) Ora rewang kang dudu sak mestine, 4) Ora Ngelenah Liyan, 5)
Eling Sing kuoso. Kelima tersebut merupakan nilai dari ajaran Saminisme di
masyarakat Samin. Di kelima nilai tersebut memiliki orientasi yang sama, masingmasing
saling berkaitan dan saling kesinambungan. Dari ajaran-ajaran tersebut
muncul tradisi-tradisi dengan ritual yang memiliki makna disetiap tradisi.
Diantaranya yaitu tradisi sedekah bumi, deder, dan sebagainya. Dalam kearifan
lokal tersebut terkandung makna dalam setiap tindakannya. Pengetahuan lokal
dianggap masyarakat Samin masih terjaga keasliannya dari nenek moyang
mereka, yaitu Pak Engkrek tokoh lokal Samin dari Klopodhuwur. Wujud dari
kearifan lokal tersebut sangatlah tercermin bahwa masyarakat Samin merupakan
masyarakat yang masih patuh terhadap ajaran saminisme. Mereka mengelola
lingkungan dengan ucap, pertikel, laku tahap ketika melakukan atau
memanfaatkan sumberdaya alam.