Desain Titrator Otomatis Untuk Pengukuran Dua Titrasi Secara Simultan
Abstract
Titrasi asam basa adalah suatu teknik analisis yang mengacu pada proses
pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai ekuivalen. Titik
ekuivalensi dapat dideteksi apabila terdapat suatu zat atau indikator. Pemilihan
indikator untuk menentukan titik ekuivalen merupakan salah satu aspek yang
penting dalam titrasi (Harjadi, 1990). Metode ini dinilai cukup akurat hingga saat
ini dalam percobaan titrasi, sehingga metode titrasi konvensional dipakai hingga
saat ini (Masawat et al.,2008). Namun demikian, ada beberapa kelemahan pada
metode titrasi konvensional. Beberapa diantaranya adalah sangat tergantung dari
analis, serta hanya dapat melakukan titrasi pada satu sampel saja. Sebagai
alternative, dikembangkan metode titrasi dengan instrument titrator otomatis yang
dapat mengatasi keterbatasan tersebut.
Evaluasi kinerja metode titrasi konvensional dalam penentuan konsentrasi
HCl dan CH3COOH dilakukan dengan melakukan optimasi pompa peristaltik
yang dapat menentukan nilai konsentrasi dua sampel secara simultan. Variasi
sampel yang digunakan adalah HCl dengan konsentrasi 0,1 M, 0,05M, dan
0,025M; CH3COOH dengan konsentrasi 0,1 M, 0,05M, dan 0,025M. Titran yang
digunakan pada penelitian ini adalah NaOH 0,1M yang sebelumnya telah
distandarisasi dengan standar primer asam oksalat 0,1N. Penggunaan standar
NaOH sebagai titran pada metode titrasi konvensional dan titrator otomatis.
Penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu preparasi alat dan bahan, perakitan
desain titrator otomatis serta pengkalibrasian alat, dan melakukan titrasi dengan
metode konvensional dan metode titrasi otomatis. Perakitan desain titrator
otomatis meliputi pemasangan program LabView 2012 pada PC, serta
pemasangan komponen-komponen pendukung ( relay, arduino, pengaduk, power
12V). Pengkalibrasian pompa peristaltik dilakukan dengan mengkaji pengaruh
variasi jumlah iterasi ( 50, 100, 150, dan 200 iterasi ) terhadap jumlah laju alir
titran. Hasil dari penentuan konsentrasi sampel dengan metode titrasi
konvensional akan dibandingkan dengan titrator otomatis. Hasil tersebut akan
menjawab apakah desain titrator otomatis dapat digunakan sebagai alternatif
metode titrasi konvensional atau tidak. Uji statistik yang dipakai berupa
penentuan presisi, akurasi, dan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai akurasi pada titrator otomatis
untuk pengukuran satu titrasi cukup baik. Kisaran nilai akurasi yaitu 96% - 97%
untuk sampel HCl, dan 94% - 100% untuk sampel CH3COOH. Sama halnya
dengan pengukuran dua sampel mempunyai kisaran nilai akurasi 96% - 100%
untuk sampel HCl, dan 96% - 96% untuk sampel CH3COOH. Artinya bahwa nilai
konsentrasi yang diperoleh dengan metode titrator otomatis hampir sama dengan
nilai konsentrasi yang diperoleh dengan metode titrasi konvensional. Nilai presisi
viii
pada metode titrator otomatis mempunyai harga kv yang kecil, artinya bahwa
tingkat kesalahn dari tiap pengulangan pada metode tersebut adalah kecil. Nilai kv
pada penentuan satu sampel yaitu 1,6%-3,7% untuk sampel HCl, dan 0,25% - 2%
untuk sampel CH3COOH. Nilai kv pada penentuan dua sampel secara simultan
yaitu 1,1% - 2,3 % untuk sampel HCl, dan 1,02% - 1,60% untuk sampel
CH3COOH. Nilai kv pada titrator otomatis mengalami kenaikan (tinggi) pada
konsentrasi sampel 0,05M. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbandingan
konsentrasi titran dan sampel pada 0,05M cukup signifkan. Sehingga setiap
sedikit titran yang menetes berpengaruh besar terhadap perubahan konsentrasi.
Nilai uji-t untuk hasil konsentrasi antara titrator otomatis dengan metode
konvensional yaitu thitung 1,47 dan ttabel 2,11 untuk satu titrasi, dan thitung 1,83 dan
ttabel 2,11 untuk dua titrasi. Nilai thitung lebih kecil daripada ttabel , artinya tidak ada
perbedaan yang nyata antara kedua metode tersebut. Nilai uji-t untuk waktu
antara titrator otomatis dengan metode konvensional yaitu thitung 1,25 dan ttabel 2,3.
Nilai thitung lebih kecil daripada ttabel. Artinya artinya tidak ada perbedaan yang
nyata antara kedua metode tersebut.