VIABILITAS NEUTROFIL YANG DIPAPAR Porphyromonas gingivalis SETELAH DIINKUBASI EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.)
Abstract
Periodontitis merupakan inflamasi kronis yang disebabkan adanya infeksi
bakteri pada jaringan periodontal yang terdapat dalam plak gigi. Porphyromonas
gingivalis merupakan bakteri anaerob gram negatif pada rongga mulut yang terlibat
dalam patogenesis periodontitis. Neutrofil merupakan jenis sel utama dalam poket
gingiva dan membentuk garis pertahanan pertama terhadap bakteri patogen
periodontal dengan meningkatkan reaksi oksidasi untuk membunuh bakteri. Namun,
pembentukan reaksi oksidasi yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan neutrofil
mati. Maka dari itu, viabilitas neutrofil sangat penting untuk ditingkatkan agar tidak
terjadi rusaknya membran sel atau lisis. Ekstrak etanol daun sambiloto diduga dapat
meningkatkan viabilitas neutrofil karena mempunyai kandungan andrographolid dan
flavonoid sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ekstrak
etanol daun sambiloto dalam meningkatkan viabilitas neutrofil yang dipapar bakteri
P. gingivalis secara in vitro.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris in vitro
dengan rancangan penelitian post-test only control grup design. Penelitian ini
bertempat di Laboratorium Bioscience Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember dan dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Sampel
berjumlah 20 yang terbagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok
dengan ekstrak etanol daun sambiloto konsentrasi 100%, 75%, 50%, dan 25%.
Kelompok kontrol berupa neutrofil yang dipapar bakteri P. gingivalis, kelompok
perlauan I, perlakuan II, perlakuan III dan perlakuan IV yaitu kelompok perlakuan
dimana neutrofil diinkubasi ekstrak etanol daun sambiloto kemudian dipapar bakteri P. gingivalis. Viabilitas neutrofil diamati dibawah mikroskop inverted dengan
pewarnaan trypan blue.
Hasil rata-rata viabilitas neutrofil yang dipapar P. gingivalis pada kelompok
kontrol memiliki rata-rata viabilitas sebesar 66,25, perlakuan I dengan ekstrak etanol
daun sambiloto 25% sebesar 86, perlakuan II dengan ekstrak etanol daun sambiloto
50% sebesar 96,5, perlakuan III dengan ekstrak etanol daun sambiloto 75% dan
perlakuan IV dengan ekstrak etanol daun sambiloto 100% tidak dapat dihitung karena
ekstrak yang terlalu pekat. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan (p<0,05), yaitu antara kelompok kontrol (neutrofil + P. gingivalis),
kelompok perlakuan I (neutrofil + ekstrak etanol daun sambiloto 25% + P.
gingivalis), dan kelompok perlakuan II (neutrofil + ekstrak etanol daun sambiloto
50% + P. gingivalis). Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol memiliki
viabilitas neutrofil lebih rendah daripada kelompok ekstrak etanol daun sambiloto
25% (I) dan kelompok ekstrak etanol daun sambiloto 50% (II). Kelompok ekstrak
etanol daun sambiloto 25% (I) memiliki vibilitas neutrofil yang lebih tinggi daripada
dengan kelompok kontrol dan lebih rendah daripada kelompok ekstrak etanol daun
sambiloto 50% (II). Kelompok ekstrak etanol daun sambiloto 50% (II) memiliki
viabilitas neutrofil lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan kelompok ekstrak
etanol daun sambiloto 25% (I). Sehingga ekstrak etanol daun sambiloto konsentrasi
25% dan 50% efektif dalam meningkatkan viabilitas neutrofil yang dipapar P.
gingivalis. Sedangkan pada kelompok perlakuan dengan ekstrak etanol daun
sambiloto konsentrasi 75% dan 100% tidak dapat diamati karena ekstrak terlalu
pekat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis panniculata Nees.)
konsentrasi 25% dan 50% dapat meningkatkan viabilitas neutrofil yang dipapar P. gingivalis secara in vitro.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]