dc.description.abstract | Hasil penelitian ini adalah kondisi lingkungan sosial-budaya, pendidikan, dan politik turut membentuk pola pikir Abdurrahman Wahid. Budaya santri-Sunni menjadi acuan utama untuk memahami pemikirannya terhadap dunia Islam. Kemudian Abdurrahman Wahid membangun pendekatan yang baru terhadap pemikiran Islam ketika masih aktif menjadi mahasiswa diluar negeri. Sehingga membentuk pemikiran Abdurrahman Wahid tentang demokrasi di ranah sosial, politik, dan ekonomi. Abdurrahman Wahid berpendapat bahwa demokrasi cocok diterapkan di Indonesia, karena dipercaya dapat membawa kedamaian ditengah pluralitas atau keberagaman bangsa Indonesia. Abdurrahman Wahid mengupayakan demokrasi melalui kerja kultural dan struktural yang dilakukannya sejak menjadi ketua PBNU hingga menjabat sebagai presiden RI.
Simpulan penelitian ini adalah pemikiran Abdurrahman Wahid tentang demokrasi dipengaruhi oleh kondisi sosio-kultural, pendidikan, dan politik yang pernah dialaminya. Semuanya itu tampak bersinergi dalam pribadinya hingga memunculkan pemikiran tentang demokrasi. Demokrasi Abdurrahman Wahid berupa demokrasi sosial, demokrasi politik, dan demokrasi ekonomi. Abdurrahman Wahid melakukan demokratisasi melalui strategi ganda, yakni kultural dan struktural. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para pembaca dapat menerapkan nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan oleh Abdurrahman Wahid tentang demokrasi dalam rangka menjembatani berbagai kepentingan dan kemajemukan warga negara Indonesia. Pemikiran demokrasi Abdurrahman Wahid dapat digunakan sebagai langkah antisipasi keikutsertaan Indonesia dalam arus modernisasi tanpa harus mengesampingkan budaya bangsa dan dapat mengoptimalkan seluruh potensi bangsa demi kemajuan Indonesia. | en_US |