PENERAPAN ALGORITMA SUCCESSIVE SHORTEST PATH DAN ALGORITMA CAPACITY SCALING DALAM PENYELESAIAN MINIMUM COST FLOW PROBLEM
Abstract
Network flow adalah sebuah graf berarah yang tiap sisinya memiliki
kapasitas atau bobot dan pada sisi tersebut terdapat arus (flow) yang mengalir
antara dua simpul yang mengapit sisi tersebut. Minimum cost flow problem
merupakan model permasalahan pencarian biaya minimum yang digunakan untuk
mendistribusikan suatu barang dari produsen menuju ke konsumen dalam suatu
aliran jaringan. Minimum cost flow problem adalah masalah penentuan arus
distribusi agar biaya yang dikeluarkan minimum.
Penelitian ini menggunakan data primer dari PT. Amita Bara Sejahter
Jember. Data tersebut terdiri dari 50 simpul dan 54 sisi. Simpul 1 merupakan
Depo dan merupakan source (simpul awal), sedangkan simpul 2 sampai simpul 50
merupakan sink (simpul tujuan), dan sisi diasumsikan sebagai jalan dengan bobot
sisi sebagai biaya distribusi dan kapasitas maksimum pengiriman. Jumlah aliran
tidak oleh melebihi kapasitas maksimum pengirimannya. Hasil penelitian berupa
rute, total biaya minimum, dan running time program.
Penerapan algoritma successive shortest path dan algoritma capacity
scaling pada data pendistribusian gas LPG 3 Kg PT. Amita Bara Sejahtera Jember
menghasilkan total biaya minimum algoritma successive shortest path sebesar Rp
326.206,-, dan total biaya minimum algoritma capacity scaling sebesar Rp
326.525,-. Total biaya minimum yang dihasilkan algoritma successive shortest
path relatif lebih kecil dari pada algoritma capacity scaling sehingga dapat
dikatakan bahwa algoritma successive shortest path lebih baik dari pada algoritma
capacity scaling. Sedangkan, jika dilihat dari running time yang diperoleh,
capacity scaling lebih baik daripada algoritma successive shortest path.