dc.description.abstract | Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat Dusun
Prengpadduh memiliki makna hidup di lereng Gunung Raung sebagai sumber kehidupan, sebagai tempat tinggal yang nyaman, sebagai tempat menjalin hubungan sosial, dan bencana sebagi peristiwa yang mengganggu kelangsungan kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai sumber kehidupan karena di lereng Gunung Raung, orang Dusun Prengpadduh dapat memperoleh pekerjaan. Dengan pekerjaan tersebut mereka dapat mencukupi kebutuhan keluarga mereka masing-masing. Tidak adanya tekanan pajak atas tanah dan bangunan mereka dan mudahnya akses pekerjaan membuat orang Darungan merasa nyaman berada di lereng Gunung Raung. Sebagai tempat menjalin hubungan sosial karena di tempat itu mereka dapat berhubungan baik dengan tetangganya. Mereka dapat menonton televisi bersama di rumah tetangga. Mereka dapat memperoleh pinjaman dari tetangga mereka apabila
membutuhkan. Serta, di tempat itu mereka dapat melakukan bagi hasil merawat hewan ternak.
Dalam memaknai bencana, orang Dusun Prengpadduh melihat bencana sebagai peristiwa yang merugikan kelangsungan kehidupan sehari-hari mereka. Seperti menurunnya kualitas getah, tercemarnya tandoan air yang terbuka, rusaknya tanaman kopi, mengotori pakan ternak dan mengganggu aktifitas berkendara, angin kencang yang merobohkan pohon pinus dan rumah, hujan yang mengganggu aktifitas kerja, petir yang merusak alat-alat elektronik.
Pemasangan plang KRB oleh BPBD sebagai akibatnya tidak menjadi perhatian bagi warga Dusun Prengpadduh. Permasalahan yang menjadi perhatian utama orang Dusun Prengpadduh adalah bagaimana pendapatan mereka bisa menjadi meningkat dan sebaliknya tidak mengalami bencana atau kerugian. Walaupun lokasinya hanya radius 7 km dari Gunung Raung, mereka tidak menjadikan peristiwa letusan Gunung Raung sebagai perhatian utama. Orang Dusun Prengpadduh lebih memperhatikan peristiwa hujan, angin, dan petir yang dinilai lebih merugikan dari pada letusan Gunung Raung. | en_US |