KONSTRUKSI PENGETAHUAN TENTANG PERTANIAN ORGANIK PADA PETANI DESA WATES KABUPATEN TULUNGAGUNG
Abstract
Penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan dapat merusak
kesuburan tanah dan jika dikonsumsi akan berbahaya bagi kesehatan. Perbaikan
tanah yang telah rusak sangat dibutuhkan. Salah satu pengembang pertanian padi
organik yang cukup sukses adalah para petani yang terdapat di Desa Wates
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Salah satu pengembang
pertanian padi organik adalah Bapak Budiono, yang mulai memanam padi
organik sejak tahun 2007. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi
lingkungan dan peningkatan pendapatan petani. Pada saat itu pupuk subsidi juga
sulit didapatkan dari pemerintah. Hal ini membuat Bapak Budiono
mengembangkan pupuk organik memakai limbah dari hewan ternak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji konstruksi pengetahuan petani pada sektor pertanian
organik di di Desa Wates Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada teori
konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Dalam bukunya yang
berjudul Tafsir Sosial atas Kenyataan: Sebuah risalah tentang sosiologi
pengetahuan (1990). Mereka mengatakan untuk proses menuju dialektik yang
mencakup mengenai tiga momen stimulan. Pertama, Eksternalisasi (dasar
penyesuaian diri dengan kehidupan sehari-hari). Kedua, Obyektivasi
(pengidentifikasian individu terhadap lembaga sosial). Ketiga, Internalisasi (masyarakat sebagai kenyataan subyektif).
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme yang
berlokasi di Desa Wates Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
Informan dalam penelitian ini adalah petani padi organik yang berasal dari Desa
Wates. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, pengumpulan data
penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menggunakan metode analisis data dan menguji keakuratan data dengan
menggunakan metode keabsahan data dengan cara trianggulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani padi organik yang terdapat
di Desa Wates mengalami proses konstruksi melalui pengetahuan tentang sistem
pertanian. Pengetahuan tersebut tepatnya tentang sistem pertanian padi organik,
pengetahuan ini terdapat dari berbagai sumber diantaranya adalah sumber
pengetahuan dari buku, Badan Penyuluh Pertanian, Kelompok tani. Proses
konstruksi pengetahuan seperti yang disampaikan oleh Petter L. Berger dan
Thomas Luckmann (1990:96) dalam pengalaman manusia yang tersimpan
kemudian mengendap, yang nantinya pengalaman-pengalaman ini menjadi bagian
dari pengetahuan. Terjadinya pengendapan intersubjektif jika sudah
diobjektifikasi akan menjadikan sebuah tanda, artinya jika manusia menciptakan
pandangan dalam hidupnya yang mengatur dan memberi legitimasi pada bentukbentuk
sosial dan memberinya makna pada kehidupan. Tindakan objektif dapat
dilakukan secara berulang pada setiap pelaku. Dalam kehidupan sehari-hari dapat
menjadi bentuk dari eksternalisasi.
Pada petani yang terdapat di Desa Wates mendapatkan pengetahuan
pertanian organik melalui objektifikasi yang didapatkan petani dari interaksi
antara petani, penyuluh yang disampaikan melalui bahasa. Kegiatan ini yang
berlangsung secara terus-menerus membentuk pengetahuan dan menjadikan
pengalaman petani dalam kenyataan sosial juga semakin bertambah. Yang
dilakukan petani ini merupakan suatu proses internalisasi yamg merupakan
penyerapan obyektif kedalam kesadaran. Dalam proses konstruksi yang
melibatkan banyak interaksi dengan lingkungan sosial. Sehingga proses
konstruksi pengetahuan ini perlu mendapatkan pendampingan supaya proses
konstruksi berjalan dengan baik. Pertanian organik ini bisa dijadikan acuan untuk
desa atau daerah lain yang ingin mengembangkan pertanian yang serupa.