Optimasi Hidroksipropil Metilselulosa dan Menthol pada Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen – Polietilenglikol dengan Metode Desain Faktorial
Abstract
Ibuprofen merupakan golongan obat Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) yang digunakan untuk pengobatan rematik akut, kronis, dan inflamasi (Peterson, 2003).Ibuprofen merupakan inhibitor non selectivecyclooxygenase yang mampu menghambat enzim cyclooxygenase-1 (COX-1) dan cyclooxygenase-2 (COX-2) sehingga terjadi penghambatan pelepasan mediator nyeri prostaglandin. Ibuprofen memiliki efek samping berupa gangguan pada gastrointestinal. Salah satu cara untuk meminimalisir efek samping ibuprofen adalah dengan membuat ibuprofen dalam sediaan topikal. Sediaan topikal yang dapat digunakan untuk penghantaran obat adalah gel. Gel merupakan sediaan semipadat berupasuspensi partikel anorganik kecil atau molekul organik besar yang terpenetrasi dalam cairan (Escobar et al., 2006).
Ibuprofen memiliki sifat praktis tidak larut dalam air dan diklasifikasikan dalam obat golongan Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II sehingga kelarutan bahan aktif menjadi masalah utama dalam memformulasi sediaan gel ibuprofen (Sweetman et al., 2009). Kelarutan ibuprofen yang rendah menyebabkan bioavailabilitas obat di dalam tubuh menjadi rendah (Chowdari dan Srinivas, 2000), sehingga perlu dilakukan suatu upaya peningkatan kelarutan ibuprofen untuk meningkatkan bioavailabilitas obat dalam tubuh dengan cara di buat dalam bentuk dispersi padat. Transfer obat melalui kulit pada sediaan transdermal dapat ditingkatkan menggunakan penetration enhancer. Mekanisme atau cara kerja penetration enhancer salah satunya yaitu dengan memodifikasi atau melemahkan susunan lipid interseluller stratum corneum sehingga transfer obat melalui kulit dapat ditingkatkan (Swarbrick,1993).Menthol di pilih sebagai enhancer di karenakan menthol merupakan sebuah monoterpene monosiklik bebas yang tidak toksik dan
telah disetujui sebagai Penetration enhancersecara transdermal dari beberapa obat (Kabayashi et al).
Faktor yang mempengaruhi efektifitas sediaan gel yaitu penetrasi dan viskositas. Penetrasi ibuprofen dan viskositas gel dipengaruhi oleh pemilihan penetration enhancer dan gelling agent yang tepat. Penetration enhancer yang digunakan harus mampu menembus struktur stratum korneum sehingga bahan aktif obat mampu mencapai lokasi targetnya. Pemberian gelling agent dimaksudkan agar sediaan gel memenuhi rentang viskositas yang diharapkan. Pada penelitian ini digunakan kombinasi Menthol dan HPMC terhadap laju penetrasi dan viskositas sediaan gel ibuprofen. Evaluasi yang dilakukan meliputi pengujian organoleptis, viskositas, pH, daya sebar dan laju penetrasi.
Hasil pengujian laju penetrasi menunjukkan bahwa fluks Fb>Fab>F1>Fa dengan nilai fluks berturut-turut sebesar 2,0304 μg/cm2.menit; 1,3916 μg/cm2.menit; 0.8499 μg/cm2.menit dan 0.9062μg/cm2.menit. Hasil pengujian viskositas menunjukkan bahwa nilai viskositas Fab>Fa>F1>Fb dengan nilai viskositas berturut-turut 310 dPa.s; 261,67 dPa.s; 183,3 dPa.s dan 158,33 dPa.s. Hasil pengujian laju penetrasi dan nilai viskositas kemudian dianalisis menggunakan design expert versi 09 trial. Hasil yang ditunjukkan dari analisis menggunakan software design expert versi 09 trial yaitu terdapat 10solusi dengan formula terpilih Fb sebagai formula optimum karena memiliki laju penetrasi yang paling tinggi dan nilai viskositas yang sesuai dengan persyaratan.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]