dc.description.abstract | Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor kebocoran tepi kelompok 1 sebesar
1,83; kelompok 2 sebesar 1,5; kelompok 3 sebesar 1,25; dan kelompok 4 sebesar 1,5.
Hasil uji one way anova menunjukkan nilai signifikansi 0,462 (p > 0,05), berarti tidak
ada perbedaan yang bermakna antara rerata skor kebocoran tepi pada 4 kelompok.
Pada kelompok 1, kebocoran tepi yang terjadi dapat disebabkan karena sineresis
(penguapan air). Sineresis tersebut dapat dicegah dengan cara pemberian vaselin di
atas permukaan semen ionomer kaca, meskipun kebocoran tepi tidak dapat dicegah
secara sempurna (kelompok 2). Selain vaselin, bahan bioactive glass nano silica dari
abu ampas tebu pada kelompok 3 juga dapat meminimalkan kebocoran tepi semen
ionomer kaca, karena bahan ini mampu membentuk lapisan hidroxycabonateapatite
(HCA). Kebocoran tepi kelompok 4 sama dengan kelompok 2 dan lebih kecil
daripada kelompok 1, namun lebih besar daripada kelompok 3. Pembentukan HCA
akan terjadi jika bahan bioactive berkontak dengan air, sehingga pada kelompok 4
yang diulasi vaselin (resisten terhadap air) terjadi penghambatan pembentukan HCA.
Pada penelitian ini, kebocoran tepi yang terjadi pada semua kelompok mungkin
disebabkan karena kurangnya perlekatan semen ionomer kaca dengan dinding kavitas
akibat pemampatan bahan dengan tekanan jari kurang memadai.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu sebagai remineralizing
agent dapat meminimalkan kebocoran tepi pada semen ionomer kaca, namun hal
tersebut secara statistik tidak signifikan atau tidak bermakna. | en_US |