KONSTRUKSI PERAN GANDA ISTRI BURUH TANI TEBU DALAM MENUNJANG PEREKONOMIAN KELUARGA DI DESA SEMBORO, KECAMATAN SEMBORO, KABUPATEN JEMBER
Abstract
Keberadaan Perempuan di dalam rumah tangga sangat berperan penting dalam wujud pengelolaan kegiatan rumah tangga maupun pemeliharaan anak. Pada keluarga buruh tani tebu Semboro yang istrinya bekerja, tentunya peran istri akan lebih menunjang perekonomian keluarga. Peran istri yang baik sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesejahteraan keluarga.
Penelitian ini merupakan kajian perempuan yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konstruksi peran ganda istri buruh tani tebu di Desa Semboro. Konstruksi yang dijelaskan adalah terhadap istri buruh tani tebu Semboro yang berperan di sektor domestik dan publik ataupun di sektor reproduktif dan produktif. Oleh karena itu, teori yang digunakan adalah teori Konstruksi oleh Peter Berger. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif konstruktivisme. Lokasi penelitian yang dipilih adalah di Desa Semboro Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Adanya keunikan tersendiri nampak dari adanya peran ganda istri buruh tani tebu, meskipun mereka berada pada keterbatasan pendidikan, namun keberadaan perempuan tidak terkukung hanya pada sektor domestik saja. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik snowball (bola salju).
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa para informan/ istri buruh tani tebu bekerja di sektor yang sama dengan suaminya, yaitu perkebunan tebu. Kegiatan istri buruh tani tebu Semboro pada sektor domestik atau reproduktif adalah identiknya dengan urusan memasak, mencuci, membersihkan rumah, memelihara dan mendidik anak, melayani suami, dan mengelola keuangan. Sedangkan kegiatan istri buruh tani pada sektor publik atau produktif adalah bekerja di perkebunan Semboro, sebagai buruh tani. Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu, menanam, memupuk, menyirami tanaman tebu, menyiangi rumput atau gulma, klentek/ menguliti daun tebu yang kering, hingga menebang tebu.
Konstruksi peran ganda istri buruh tani tebu yang dibangun oleh masing-masing informan tidak jauh berbeda. Perempuan sebelum maupun setelah menikah, masih berpeluang untuk bekerja selama mampu membagi waktu dan memiliki kesehatan fisik yang baik. Terlebih lagi dukungan yang diwariskan secara turun temurun dari orang tua mereka yang juga bekerja di perkebunan tebu.