UJI KEDALAMAN POROSITAS PERMUKAAN BAHAN PIT DAN FISSURE SEALANT BERBASIS RESIN KOMPOSIT DAN IONOMER KACA SETELAH DIRENDAM SALIVA BUATAN pH 5,5
Abstract
Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu
mendapat perhatian besar di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasi dan
mencegah terjadinya karies adalah dengan pemberian pit dan fissure sealant, dan dua
bahan sealant yang sering digunakan adalah sealant berbasis resin komposit dan
sealant ionomer kaca. Pit dan fissure sealant yang berada di dalam mulut akan
berkontak dengan berbagai cairan dan makanan kemudian bakteri-bakteri dalam plak
akan mengubahnya menjadi asam. Asam ini akan menurunkan pH saliva. pH
dibawah 5,5 termasuk dalam lingkungan yang rentan terhadap karies dimana ion
hidrogen akan berikatan dengan ion kalsium dan fosfat dan membentuk molekul
netral yang akan berdifusi keluar sehingga terbentuklah porositas pada permukaan
bahan pit dan fissure sealant. Apabila permukaan bahan pit dan fissure sealant kasar
karena adanya porositas dapat menjadi tempat retensi plak dan kalkulus yang dapat
menyebabkan karies. Selain itu, semakin banyak porositas akan menyebabkan
kekuatan dan ketahanan dari bahan menurun atau akan mempengaruhi kekuatan
kompresi bahan tumpatan ketika digunakan untuk mengunyah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kedalaman porositas antara permukaan bahan
pit dan fissure sealant berbasis resin komposit dengan permukaan bahan pit dan
fissure sealant berbasis ionomer kaca setelah direndam saliva buatan dengan pH 5,5.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post-test only control group design. Sampel berjumlah 4
untuk setiap kelompok penelitian. Terdapat 4 kelompok penelitian, yaitu sampel resin
komposit tanpa perendaman saliva buatan, sampel ionomer kaca tanpa perendaman
saliva buatan, sampel resin komposit yang direndam saliva buatan pH 5,5 selama 24
jam, dan sampel ionomer kaca yang direndam saliva buatan pH 5,5 selama 24 jam.
Penyimpanan diletakkan dalam inkubator dengan suhu 37oC. Kemudian bahan
penelitian dari masing-masing kelompok tersebut dipotong menggunakan diamond
disc dan diirigasi aquades steril untuk membersihkan serbuk-serbuk maupun kotoran
yang menempel lalu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 30oC selama 2 x 24 jam
supaya kering. Setelah 2 x 24 jam, kemudian dilakukan analisa menggunakan
Scanning Electron Microscope (SEM) dan diukur kedalaman porositasnya
menggunakan aplikasi Image J.
Hasil penelitian kemudian ditabulasi dan dianalisis secara statistik. Hasil
penelitian didapatkan nilai rata-rata kelompok resin komposit tanpa perendaman
saliva buatan sebesar 0,000 μm, kelompok ionomer kaca tanpa perendaman saliva
buatan sebesar 0,000 μm, kelompok resin komposit direndam saliva buatan pH 5,5
selama 24 jam sebesar 2,805 μm dan kelompok ionomer kaca direndam saliva buatan
pH 5,5 selama 24 jam sebesar 1,912 μm. Nilai perbedaan kedalaman porositas
permukaan bahan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol resin komposit tanpa
perendaman saliva buatan dengan kelompok kontrol ionomer kaca tanpa perendaman
saliva buatan. Nilai perbedaan kedalaman porositas permukaan bahan yang tidak
bermakna juga antara kelompok perlakuan resin komposit direndam saliva buatan pH
5,5 selama 24 jam dengan kelompok perlakuan ionomer kaca direndam saliva buatan
pH 5,5 selama 24 jam namun didapatkan nilai perbedaan yang bermaksa antara
kelompok tanpa perendaman dengan kelompok perendaman saliva buatan pH 5,5
selama 24 jam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah permukaan bahan pit dan fissure sealant
berbasis resin yang direndam saliva buatan dengan pH 5,5 selama 24 jam memiliki
kedalaman porositas yang lebih besar daripada permukaan bahan pit dan fissure
sealant berbasis ionomer kaca yang direndam saliva buatan dengan pH 5,5 selama 24
jam.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]