Akuisisi Teknologi Tinggi (High Tech) dan Model Akselerasi Inovasi Industri Kreatif di Jawa Timur
Abstract
Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena industri kreatif yang sudah dicanangkan di Indonesia sejak 2008 masih menemui banyak kendala terkait kendala teknologi, akses pasar, dan keberlanjutan dalam program pembinaan dan pengembangan. Penelitian terkait akuisisi teknologi tinggi (high tech) diharapkan dapat mengakselerasi inovasi industri kreatif di Jawa Timur. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi permasalahan akuisisi teknologi tinggi (high tech) pada industri kreatif dan langkah-langkah internal dalam proses akuisisi, 2) Menemukan model transisi akuisisi teknologi dan akselerasi industri kreatif agar berdaya saing tinggi di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa karakteristik usaha kecil yang berbeda beda membuat akselerasi inovasi tidak mudah dilakukan. Faktor pemimpin dan kepemimpinan menjadi aktor penting dalam akselerasi inovasi, yang akan berdampak terhadap budaya kerja, sumberdaya, orientasi pasar, akuisisi teknologi dan akses pasar. Proses inovatif, imajinatif, intutitif, dan inspiratif mampu dilakukan industri kreatif, meskipun pada awalnya tidak harus selalu orisinal, tapi melalui proses imitasi. Market pull dan technology push masih menjadi faktor kunci dalam mengembangkan pasar dan melakukan inovasi. Agresifitas pemerintah daerah sebagai akselerator inovasi dan tumbuh kembangnya usaha kecil dan industri kreatif menjadi pembeda. Model akselerasi inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan laboratorium penelitian, peningkatan kapabilitas manajerial, innovation center, dan dinamisasi penyelenggara inovasi. Proses innovation network masih dalam tahapanan inisiasi. Tidak semua pelaku usaha menganggap penting melakukan innovation network, dalam proses yang paling mendasar seperti melakukan kolaborasi saja, masih banyak pelaku usaha yang enggan melakukannya. Mekanisme proses networking lebih didasari faktor kepercayaan, berbagi keuntungan dan jaminan kualitas produk. Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten yang intensif mengajak pelaku usaha kecil mempromosikan produknya adalah Kabupaten Banyuwangi. Network yang sudah dilakukan menjadi inisiasi proses innovation network yang potensial, meskipun saat ini proses tersebut belum memberikan hasil, upaya pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mempromosikan daerah dan melibatkan UKM menjadi trigger proses innovation network.
Collections
- LRR-Hibah Bersaing [348]