dc.description.abstract | Kalimat interogatif adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud
mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau pernyataan. Kalimat
interogatif berfungsi untuk meminta jawaban berupa penjelasan, untuk menggali
informasi, untuk klarifikasi, atau konfirmasi. Kalimat interogatif juga digunakan
untuk tujuan-tujuan tertentu yang disebut kalimat interogatif tersamar.
Permasalahan dalam penelitian ini meliputi (1) apa saja bentuk-bentuk penanda
kalimat interogatif pada tingkat tutur enjâ’-iyâ dalam BM di Desa Bârighâân,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo? dan (2) bagaimana fungsi dan
tujuan penggunaan kalimat interogatif BM di Desa Bârighâân, Kecamatan
Panarukan, Kabupaten Situbondo?. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
bentuk-bentuk Penanda serta fungsi dan tujuan penggunaan kalimat interogatif
BM di Desa Bârighâân, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
Data dalam penelitian ini berupa data lisan yang terdiri atas tiga jenis, (1)
data tuturan yang dilakukan oleh masyarakat Madura di desa Bârighâân,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, (2) data konteks sebagai
penggambaran situasi pada saat tuturan berlangsung, (3) data informan yang
diperoleh melalui observasi. Metode penyediaan data yang digunakan dalam
penelitian ini ialah metode simak dengan teknik simak libat cakap dan teknik
simak bebas libat cakap. Teknik lanjutan yang dipakai menggunakan teknik catat.
Selanjutnya, metode analisis data yang digunakan ialah metode padan pragmatik.
Metode padan pragmatik digunakan untuk menganalisis maksud suatu tuturan.
Metode penyajian hasil analisis data menggunakan penyajian informal, yaitu
menyajikan hasil analisis dengan uraian kata-kata biasa.Berdasarkan analisis dan pembahasan, hasilnya adalah sebagai berikut.
bentuk-bentuk penanda pada jenis-jenis kalimat interogatif dalam BM tingkat
tutur enjâ’-iyâ di Desa Bârighâân, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo
terdapat empat jenis. (1) kalimat interogatif biasa dengan menggunakan kata tanya
apa ‘apa’, sapa ‘siapa’, è dimma ‘dimana’, dâri dimma ‘dari mana’, dâ’emma
‘kemana’, sè kemma ‘yang mana’, bilâ ‘kapan’, bârâmpa ‘berapa’, arapa
‘kenapa’, bârâmma ‘bagaimana’; (2) kalimat interogatif retorik atau kalimat
interogatif yang tidak membutuhkan jawaban; (3) kalimat interogatif konfirmasi
menggunakan kata apa ‘apa’ dan, kalimat interogatif klarifikasi menggunakan
kata enjâ’ ‘tidak’ atau bânni ‘bukan’; (4) kalimat interogatif tersamar untuk
tujuan memohon, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir,
meyakinkan, dan menawarkan sesuatu.
Kalimat interogatif dalam BM dapat difungsikan untuk menyatakan
berbagai tindak tutur yang di dalamnya terdapat tujuan-tujuan yang hendak
dicapai oleh penutur kepada lawan tutur. Dari analisis data yang ditemukan di
Desa Bârighâân Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Tindak tutur yang
dapat dinyatakan dengan kalimat interogatif dalam BM terdapat empat tindak
tutur yaitu: (1) tindak tutur representatif yang memiliki tujuan menyapa,
menyatakan simpati, mencurigai dan tindak tutur representatif untuk memuji, (2)
tindak tutur direktif untuk mengajak, menyuruh, mengingatkan, menyarankan,
meminta dan melarang, (3) tindak tutur komisif atau tindak tutur yang membuat
penutur melakukan perbuatan di masa yang akan datang yaitu diantaranya tindak
tutur komisif untuk mengajak dan tindak tutur komisif untuk menjanjikan sesuatu
dan, (4) tindak tutur ekspresif atau tindak tutur yang mengungkapkan sikap
penutur tentang sesuatu yaitu di antaranya tindak tutur mengungkapkan rasa
heran, mengungkapkan rasa khawatir, mengungkapkan rasa jengkel, terkejut, dan
tindak tutur ekspresif berterima kasih. | en_US |