Pengkajian Konsep dan Indikator Kemiskinan
Date
2017-01-23Author
Hermawati, Istiana
Diyanayati, Kissumi
Rusmiyati, Chatarina
Hikmawati, Eny
Andari, Soetji
Winarno, Endro
Cahyono, Sunit Agus Tri
Hardiati, Enni
Udiati, Trilaksmi
Yulani, Dwi
TM Marwanti
Widiowati, Didiet
Suradi
Pairan
Molasy, Honest Dody
Metadata
Show full item recordAbstract
Selama ini, penanganan kemiskinan dan masalah sosial lain yang terkait masih
menggunakan berbagai indikator, di antaranya: 1) BPS menghitung angka kemiskinan melalui
tingkat konsumsi penduduk dan kebutuhan dasar dengan basis rumah tangga; 2) BKKBN
melihat dari sisi kesejahteraan dengan basis keluarga; 3) Bank Dunia menggunakan ukuran
dengan dasar Human Poverty Index (HPI) atau Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) diukur dari
usia harapan hidup, pengetahuan, dan standar hidup yang layak dan 4) Kementerian Sosial
melalui Keputusan Menteri Sosial Nomor 146/HUK/2013 tentang Kriteria Fakir Miskin dan
Orang Tidak Mampu, menetapkan 11 kriteria Sasaran yang menitikberatkan pada aspek mata
pencaharian atau pendapatan, jenis pengeluaran, pemenuhan kebutuhan kesehatan, sandang,
pendidikan dan beberapa aspek terkait kondisi perumahan. Sementara sebagian besar Pemda
yang ada di Indonesia menggunakan 14 indikator untuk penentuan kemiskinan, meskipun ada
beberapa daerah yang memodifikasi indikator tersebut dengan memasukkan indikator lain
yang relevan dengan kearifan lokal di daerah.
Berbagai indikator tersebut cenderung bernuansa ekonomi dengan menggunakan
pendapatan, pengeluaran dan kondisi tempat tinggal sebagai ukuran. Sementara
kemiskinan bersifat multidimensional, yakni selain menyangkut aspek ekonomi juga aspek
sosial, psikis, budaya, dan politis. Dengan demikian, penggunaan variabel tunggal berupa
aspek ekonomi kurang dapat menggambarkan dan mengukur kemiskinan yang
multidimensi, sehingga menyebabkan berbagai program penanganan kemiskinan kurang
efektif dan efisien. Atas dasar kondisi tersebut, Kementerian sosial sebagai leading sector
penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Indonesia menganggap perlu untuk melakukan
kajian dalam rangka menemukan konsep dan indikator kemiskinan yanmg komprehensif,
dengan mempertimbangkan dimensi ekonomi, sosial, psikis, budaya, dan pol itik. Kajian
yang dilakukan menghasilkan rekomendasi pada Kementerian Sosial dan pemerintah
daerah berupa bahan penyempurnaan kebijakan dalam penentuan sasaran dan program
penanganan kemiskinan.
Collections
- LSP-Books [895]