dc.description.abstract | Di dalam sebuah keluarga, seorang anak akan mendapatkan perlindungan, afeksi, pengasuhan dan pendidikan. Seorang anak akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan bertambahnya usia yaitu dewasa dan menikah, maka di samping memenuhi segala kebutuhannya, memberikan perlindungan dan afeksi, orang tua juga harus dapat membentuk atau melatih kemandirian anaknya. Kemandirian merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang individu terutama saat dia telah mencapai kedewasaan.Hal ini juga berlaku bagi anak perempuan yang sudah menikah pada keluarga matrilokal (setelah anak perempuan menikah, anak tersebut dan suaminya akan tinggal bersama keluarga pihak perempuan). Pada keluarga matrilokal, ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu anak dapat mandiri atau anak akan tetap bergantung kepada orang tua (tidak mandiri). Hal ini dikarenakan sedikit banyaknya akan ada campur tangan orang tua dalam permasalahan rumah tangga anaknya. Dari fenomena keluarga matrilokal tersebut membuat penulis tertarik untuk mengkaji tentang Kondisi Kemandirian Anak Perempuan setelah Menikah pada Keluarga Matilokal “(Studi Kasus di Dusun Petukangan Desa Pesisir Besuki Situbondo)”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus untuk mengetahui, mendeskripsikan serta menganalisis secara mendalam tentang kondisi kemandirian anak perempuan setelah menikah pada keluarga matrilokal di Dusun Petukangan Desa Pesisir Besuki Situbondo. Penentuan teknik informan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data di awali pengumpulan data mentah, transkip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi, dan penyimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan pada beberapa keluarga matrilokal belum mandiri secara emosi, ekonomi, intelektual, namun sudah mandiri secara sosial. Peran orang tua sebagai pendidik pada keluarga matrilokal salah satunya sebagai pendidik, didikan orang tua yang terlihat pada keluarga matrilokal yaitu upaya orang tua dalam menegur dan menasihati dengan cara yang baik atau kasar (membentak) agar anak mereka bisa lebih mengontrol emosi. Di sisi lain, orang tua tidak pernah memberi teguran atau nasihat kepada anak mereka sebagai upaya agar anak mereka lebih mandiri secara ekonomi dan tidak tergantung kepada orang tua. Namun cara yang demikian tidak cukup berhasil untuk membentuk kemandirian anak perempuan tersebut. | en_US |