KEMAMPUAN MENGINTERPRETASI MAKNA TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X DI MAN 2 JEMBER
Abstract
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang penting. Pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia digunakan di semua bidang ilmu oleh siswa. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, untuk mendapatkan hasil aau nilai yang maksimal, siswa harus berusaha memahami materi yang diajarkan, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan teks. Salah satunya adalah kemampuan menginterpretasi makna teks anekdot yang diajarkan di kelas X semester I. Permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: (1) bagaimana kemampuan siswa kelas X MAN 2 Jember dalam menginterpretasi makna teks anekdot melalui penilaian terhadap karakter tokoh, (2) bagaimana kemampuan siswa kelas X MAN 2 Jember dalam mengaitkan interpretasi makna teks anekdot dengan nilai moral, (3) bagaimana kemampuan siswa kelas X MAN 2 Jember dalam mengaitkan interpretasi makna teks anekdot dengan nilai budaya.
Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Jenis penelitian ini bersifat deskripsi evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes objektif. Instrumen penelitian terdiri atas instrumen pengumpulan data dan instrumen pemandu analisis data yang terdiri dari penentuan data, pengoreksian, pembobotan, perhitungan, dan pengualifikasian.
Berdasarkan hasil analisis data berupa kemampuan siswa dalam menginterpretasi makna teks anekdot siswa kelas X di MAN 2 Jember menunjukkan bahwa, (1) siswa dalam menginterpretasi makna teks anekdot pada penilaian terhadap karakter tokoh dinyatakan mampu sejumlah 1 siswa dengan taraf penguasaan 76%-100% dan skor sejumlah 31-40, 3 siswa yang dinyatakan cukup mampu dalam taraf penguasaan 56%-75% dan skor sejumlah 21-30, 25 siswa dinyatakan kurang mampu dengan taraf penguasaan 40%-55% dan skor sejumlah 11-20, sedangkan 1 siswa dinyatakan tidak mampu dengan taraf penguasaan kurang dari 40% dan skor sejumlah 0-10, (2) siswa dalam menginterpretasi makna teks anekdot melalui penilaian terhadap nilai moral dinyatakan mampu sejumlah 3 siswa dengan taraf penguasaan 76%-100% dan skor sejumlah 31-40, 17 siswa yang dinyatakan cukup mampu dalam taraf penguasaan 56%-75% dan skor sejumlah 21-30, 7 siswa dinyatakan kurang mampu dengan taraf penguasaan 40%-55% dan skor sejumlah 11-20, sedangkan 3 siswa dinyatakan tidak mampu dengan taraf penguasaan kurang dari 40% dan skor sejumlah 0-10, (3) siswa dalam menginterpretasi makna teks anekdot melalui penilaian terhadap nilai budaya dinyatakan mampu sejumlah 5 siswa dengan taraf penguasaan 76%-100% dan skor sejumlah 31-40, 15 siswa yang dinyatakan cukup mampu dalam taraf penguasaan 56%-75% dan skor sejumlah 21-30, 7 siswa dinyatakan kurang mampu dengan taraf penguasaan 40%-55% dan skor sejumlah 11-20, sedangkan 3 siswa dinyatakan tidak mampu dengan taraf penguasaan kurang dari 40% dan skor sejumlah 0-10,
Kesimpulan dari pembahasan di atas, kemampuan menginterpretasi makna teks anekdot pada siswa melalui penilaian terhadap karakter tokoh, nilai moral, nilai budaya dinyatakan mampu sejumlah 2 siswa dengan taraf penguasaan 76%-100% dan skor sejumlah 31-40, 8 siswa yang dinyatakan cukup mampu dalam taraf penguasaan 56%-75% dan skor sejumlah 21-30, 18 siswa dinyatakan kurang mampu dengan taraf penguasaan 40%-55% dan skor sejumlah 11-20, sedangkan 2 siswa dinyatakan tidak mampu dengan taraf penguasaan kurang dari 40% dan skor sejumlah 0-10. Saran bagi siswa, harus memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Siswa yang mendapatkan hasil baik harus dipertahankan bahkan harus ditingkatkan, dan saran bagi siswa yang belum memperoleh hasil baik, jangan pernah patah semangat.