Delineasi Reservoar Hidrokarbon pada Data Seismik Pre-Stack Time Migration
Abstract
Kebutuhan energi dunia pada masa sekarang terus mendominasi melalui
penggunaan energi fosil. Perkembangan teknologi memunculkan proses eksplorasi
energi fosil baik di darat (onshore) maupun di laut (offshore) melalui aplikasi metode
geofisika. Metode geofisika merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui
geometri struktur patahan yang menghambat aliran fluida bawah permukaan melalui
aplikasi metode seismik. Aplikasi metode seismik dapat menggunakan beberapa
parameter fisis sebagai acuan pengamatan prospektif reservoar melalui perubahan nilai
porositas, densitas, impedansi akustik, maupun gamma ray yang terdapat pada batuan.
Selain menggunakan parameter fisis tersebut, identifikasi reservoar hidrokarbon secara
akurat dilakukan dengan menggunakan atribut Amplitude Versus Offset (AVO).
Penelitian sebelumnya dengan menggunakan atribut AVO menunjukkan pada
lapisan sand #2 Formasi Mississauga berdasarkan klasifikasi Castagna terbukti
mengandung hidrokarbon kelas I (perbedaan pasir pada zona impedansi tinggi).
Penelitian bertujuan untuk menentukan zona prospektif reservoar hidrokarbon pada
data seismik Pre-Stack Time Migration (PSTM) hasil penelitian dokumentasi yang
telah terkumpul pada http://opendtect.org. Penentuan prospektif reservoar hidrokarbon
pada penelitian dilakukan guna mengembangkan zona prospektif reservoar
hidrokarbon baru melalui identifikasi litologi pasir dan aplikasi atribut AVO pada
lapangan eksplorasi Penobscot karena luasnya daerah eksplorasi.
Penelitian dilakukan melalui pembentukan horizon baru pada hasil krosplot
antara log impedansi akustik – gamma ray, densitas – gamma ray, dan porositas –
gamma ray pada data sumur. Aplikasi inversi gamma ray sebagai variabel tambahan pada data sumur dan data seismik akan menjadi acuan dalam penentuan zona prospektif
reservoar hidrokarbon yang terbentuk. Penentuan zona prospektif reservoar
hidrokarbon akan melalui analisa dengan memberikan predikat pada zona hasil inversi
gamma ray melalui pembentukan gridline pada horizon baru yang telah terbentuk.
Kemudian, aplikasi aribut AVO sebagai variabel utama dilakukan melalui klasifikasi
Castagna guna sinkronisasi hasil berdasarkan litologi yang muncul pada inline.
Berdasarkan keseluruhan variabel penelitian diperoleh tiga buah horizon baru
yaitu L-30 GR-AI, 4-Hor-D, dan B-41 GR-AI yang terletak pada range vertikal
1900 − 2300 𝑚𝑠 yang terletak di sekitar Formasi Mississauga. Aplikasi variabel
tambahan melalui inversi gamma ray pada masing – masing horizon menunjukkan dua
buah zona prospektif reservoar hidrokarbon yaitu Zona I dan Zona II. Zona prospektif
reservoar hidrokarbon yang terbentuk memiliki predikat ‘sedikit berpotensi’ pada Zona
I sebesar 4.23% dan Zona II sebesar 3.88% pada horizon 4-Hor-D, serta pada Zona II
horizon B-41 GR-AI sebesar 3.09%. Sedangkan predikat ‘berpotensi’ memiliki
persentase Zona I dan Zona II sebesar 6.88% dan 9.96% pada horizon L-30 GR-AI,
serta pada Zona I horizon B-41 GR-AI sebesar 6.88%. Sementara, berdasarkan
klasifikasi Castagna pada variabel utama aplikasi atribut AVO tergolong dalam AVO
kelas I. Hal tersebut terbukti dengan adanya impedansi akustik overlapping antara
lapisan yang disinyalir batuan pasir dengan serpih pada bagian atas maupun bawahnya.
Zona prospektif reservoar hidrokarbon baru pada penelitian selanjutnya perlu untuk
mengkonversi data seismik secara time to depth guna memperoleh posisi reservoar
yang bersesuaian dengan litologi di lapangan eksplorasi. Serta pada data penelitian
perlu untuk melakukan pengamatan lebih lanjut melalui identifikasi litologi dan fluida
menggunakan atribut Lambda Mu-Rho. Oleh karena itu, diharapkan dengan
menerapkan konversi time to depth dan atribut Lambda Mu-Rho pada data penelitian
harapannya identifikasi prospektif reservoar hidrokarbon akan memberikan hasil
intepretasi yang lebih akurat sehingga mampu menjadi acuan dalam penentuan zona
prospektif reservoar hidrokarbon pada Lapangan Penobscot.