Show simple item record

dc.contributor.advisorSenjarini, Kartika
dc.contributor.authorHabib, Maulana Jauharil
dc.contributor.authorSetiawan, Rendy
dc.date.accessioned2017-01-18T07:33:40Z
dc.date.available2017-01-18T07:33:40Z
dc.date.issued2017-01-18
dc.identifier.nim121810401083
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78880
dc.description.abstractMalaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Malaria disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus Plasmodium yang menginfeksi sel darah merah, ditularkan melalui blood feeding nyamuk Anopheles sp. betina. Salah satu Kabupaten di Indonesia yang pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria adalah Kabupaten Banyuwangi sebanyak 107 kasus (2011) di wilayah kerja puskesmas Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi (Desa Bangsring, Dusun Paras Putih). Daerah tersebut memiliki 4 laguna yang digunakan sebagai tempat perindukan yang baik berbagai spesies Anopheles sp., diantaranya adalah An. sundaicus. An indefinitus. An. vagus, An. subpictus dan An barbirostris. Upaya penanggulangan penyakit malaria di Indonesia terus dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, contoh: progam eliminasi malaria yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, bertujuan untuk terwujudnya masyarakat yang hidup sehat dan terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030. Upaya untuk mendukung progam eliminasi malaria salah satunya dapat dilakukan dengan pengambilan data bionomik in situ terkait dengan vektor dan faktor lingkungan yang mempengaruhi. Data bionomik tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan strategi pengendalian vektor malaria Anopheles sp. di Indonesia khususnya di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bionomik vektor malaria Anopheles sp. di daerah endemis malaria serta faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap data bionomik tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan faktor lingkungan dan penangkapan nyamuk Anopheles sp. berdasarkan prosedur WHO. Penangkapan nyamuk Anopheles sp. dilakukan pada malam hari dimulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB, terhadap nyamuk Anopheles sp. yang Hinggap pada Manusia Dalam Rumah (HMDR), Hinggap pada Manusia Luar Rumah (HMLR), Istirahat di Dalam Rumah (IDR), Istirahat di Sekitar Kandang Ternak (ISKT) dan Hinggap pada Ternak (HT). Penangkapan dilakukan sebulan satu kali. Nyamuk Anopheles sp. yang tertangkap diidentifikasi spesiesnya berdasarkan karakter morfologi, kemudian diamati perjam dan dihitung jumlah populasi nyamuk Anopheles sp. setiap jamnya, serta disajikan dalam bentuk grafik selama 12 jam. Hasil pengamatan faktor lingkungan disajikan dalam bentuk grafik dan dihubungkan dengan kepadatan Anopheles sp. setiap bulan selama enam bulan penelitian. Pengaruh faktor lingkungan terhadap kepadatan Anopheles sp., dilakukan uji regresi ganda menggunakan SPSS, kemudian data tersebut di deskripsikan dan ditabulasikan dalam bentuk tabel. Nyamuk Anopheles sp. yang dominan di lokasi penelitian adalah An. indefinitus. Aktifitas tertinggi nyamuk Anopheles sp. terjadi pada pukul 22.00 – 24.00 WIB. Nyamuk Anopheles sp. yang HMLR, HT dan ISKT ditemukan di lokasi penelitian sedangkan Nyamuk Anopheles sp. yang HMDR dan IDR tidak ditemukan. Perilaku nyamuk Anopheles sp. lebih bersifat eksofagik, eksofilik dan zoofilik. Perilaku nyamuk yang eksofilik ditemukan pada semua spesies Anopheles sp. yang tertangkap yaitu: An. sundaicus, An. indefinitus, An. subpictus, An. vagus,dan An. barbirostris. Perilaku nyamuk Anopheles sp. yang eksofagik ditemukan pada semua spesies Anopheles sp. yang tertangkap kecuali An. barbirostris. Perilaku nyamuk Anopheles sp. antropofilik yang menggigit diluar rumah hanya ditemukan pada spesies An. indefinitus dan An. sundaicus. Perilaku nyamuk Anopheles sp. yang endofilik, endofagik, dan antropofilik yang menggigit didalam rumah tidak ditemukan sama sekali spesies Anopheles sp. di lokasi penelitian. Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan curah hujan memiliki pengaruh terhadap kepadatan Anopheles sp.. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji regresi ganda secara simultan yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan memiliki nilai Anova sebesar 111,755 > 7,71en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBIONOMIK VEKTORen_US
dc.subjectMALARIA Anopheles sp.en_US
dc.titleANALISIS BIONOMIK VEKTOR MALARIA Anopheles sp. DI DESA BANGSRING KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record