Show simple item record

dc.contributor.advisorRahmawati, Atik
dc.contributor.authorPratama, Yudha Satria
dc.date.accessioned2017-01-18T04:01:30Z
dc.date.available2017-01-18T04:01:30Z
dc.date.issued2017-01-18
dc.identifier.nim100910301036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78841
dc.description.abstractDalam beberapa dasawarsa terakhir, perekonomian dunia telah semakin terkait, melalui perdagangan internasional yang meluas dalam jasa maupun barang primer dan barang manufaktur, melalui investasi fortofolio seperti pinjaman internasional dan pembelian saham, melalui investasi langsung, khususnya dalam perusahaan multinasional besar. Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan suatu pasar yang potensial. Dominasi asing tampaknya semakin tak terbendung dalam perekonomian nasional. Fakta menunjukan, perkembangan pasar ritel modern yang mayoritas dimiliki asing meningkat signifikan setiap tahun. Masuknya peritel asing itu akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Disisi lain, hal tersebut sangat berpotensi mematikan pasar tradisional. Dampak negatif pertumbuhan ritel modern yang tumbuh semakin pesat belakangan ini, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, mulai dirasakan banyak pedagang tradisional. Hasil diskusi diantara pengamat ritel Indonesia Koestarjono Prodjolalito dan sejumlah pedagang alat-alat listrik tradisional menunjukkan, banyaknya macam/merek barang yang ditawarkan hypermarket, termasuk alat-alat listrik mengancam usaha mereka. Survei juga menunjukkan, pasar modern di Indonesia tumbuh 31,4 persen per tahun, sedangkan pasar tradisional malah menurun 8 persen setiap tahun. Bila hal itu dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin pasar tradisional hanya menyisakan nama. (Jawa Pos, Jumat 16 Desember 2011) Fenomena ini juga terjadi di wilayah Kabupaten Jember khususnya di Kecamatan Kalisat. Banyaknya pasar modern di wilayah tersebut menimbulkan rasa ketidaknyamanan dari para pedagang tradisonal terhadap keberadaan toko modern. Ketidaknyamanan itu timbul akibat berkurangnya pendapatan pedagang tradisonal setiap harinya, karena banyak masyarakat yang telah beralih untuk berbelanja di toko modern. Faktor preferensi dan perilaku masyarakat yang berubah akibat perubahan tingkat pendapatan, cara hidup, ketersediaan waktu luang dan kemajuan teknologi, biaya transportasi, urbanisasi dan globalisasi mempengaruhi jumlah pengguna pasar tradisional skala kecil-menengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan toko modern dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi pedagang toko tradisional. Dampak positif yang dirasakan oleh pedagang tradisional adalah ; 1) dapat melakukan suatu inovasi usaha atau pengembangan usaha; 2) pemberian label harga pada barang dagangan dengan tujuan memudahkan konsumen mengetahui harga barang tanpa harus bertanya; 3) melakukan bazaar atau diskon harga barang dagangan; 4) Menjaga kualitas barang dagangan dan kebersihan tempat usaha. Selain itu juga ada dampak negative yang dirasakan oleh pedagang toko tradisional yakni; 1) Kehilanggan pelanggan; 2) pedagang toko tradisional mengalami penurunan omset yang signifikan; dan 3) pedagang toko tradisional mengalami gulung tikar atau bangkrut karena kalah bersaing dengan toko modern dikarenakan tidak memiliki inovasi usaha atau pengembangan usaha.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTOKO MODERNen_US
dc.subjectKESEJAHTERAAN HIDUP PEDAGANGen_US
dc.subjectTOKO TRADISIONALen_US
dc.subjectKecamatan Kalisaten_US
dc.subjectdampak positifen_US
dc.subjectdampak negatifen_US
dc.titleDAMPAK TOKO MODERN TERHADAP KESEJAHTERAAN HIDUP PEDAGANG TOKO TRADISIONAL (Di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record