dc.description.abstract | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengelolaan aset
komunitas yang di lakukan masyarakat pada MI Ar-rahman. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penentuan
informan menggunakan teknik purposive. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, strategi pengelolaan aset komunitas
dalam bidang pendidikan pada MI Ar-rahman adalah dengan mengelola modal fisik
berupa tanah wakaf pendidikan dan bangunan yang terdapat di tanah wakaf tersebut
yaitu kelas bekas sekolah pararel dan musholla. Strategi yang dilakukan adalah
dengan meminta izin dan menggandeng ahli waris dari aset fisik tersebut untuk turut
serta dalam memperjuangkan pendidikan yang ada di daerah Sebanen. Selain itu
strategi yang digunakan adalah dengan merenovasi bangunan yang ada di tanah
wakaf tersebut sesuai kebutuhan yang diperlukan. Komunikasi dengan ahli waris
tanah wakaf mempunyai peranan penting dalam megelola modal fisik. Selain modal
fisik, beberapa jenis aset komunitas lain yang dikelola adalah modal finansial dengan
strategi mengajak masyarakat berpartisipasi dalam mengumpulkan sumbangan untuk
pembiayaan pembangunan MI Ar-rahman. Strategi yang digunakan adalah dengan
mengajak masyarakat berkomunikasi terkait kebutuhan dan dana yang di butuhkan
dalam proses pembangunan. Berawal dari kepercayaan dan kebutuhan masyarakat
terhadap keberadaan lembaga pendidikan yang memadai di daerah sebanen, maka
masyarakat secara sukarela turut membantu membiayai pembangunan MI Ar-rahman.
Selain bersumber dari sumbangan masyarakat, strategi untuk memenuhi pendanaan
pembangunan juga dilakukan dengan cara mengakses modal finansial dari pemerintah
berupa dana bantuan sosial pendidikan dari pemerintahan propinsi dan dana bantuan
operasional sekolah. Aset lingkungan dengan memanfaatkan tumbuhan berupa kayu
yang dapat digunakan untuk bahan pembangunan. pengeloaan modal lingkungan
diawali dengan kondisi sekolahan MI Ar-rahman yang belum punya meja dan kursi
untuk proses pembelajaran di kelas. Kemudian para pemuda dan tokoh
berkomunikasi dengan masyarakat terkait kondisi tersebut sehingga masyarakat
memberikan respon positif dengan menyumbangkan pohon-pohon mereka yang bisa
digunakan untuk bahan pembangunan dan pembuatan bangku sekolah.
Pengelolaan modal manusia dilakukan dengan strategi meminta dukungan dari
tokoh masyarakat sekitar karena dengan dukungan dari tokoh masyarakat, maka akan
mempermudah langkah para inisiator untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat
Daerah Sebanen secara penuh. Kemudian strategi ini dilanjutkan dengan memberikan
peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki. Pengelolaan modal sosial dalam pembangunan MI Ar-rahman
berfungsi sebagai perekat antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang
lainnya untuk berpartisipasi. Dengan memanfaatkan kepercayaan, jaringan, serta
norma yang ada, masyarakat secara suka rela bergotong royong dalam proses
pembangunan MI Ar-rahman. Dalam proses pembangunan MI Ar-rahman, bentuk
modal spiritual adalah mayoritas masyarakat daerah Sebanen beragama muslim. Hal
tersebut kemudian dijadikan acuan utama untuk menetukan jenis pendidikan yang
akan di bangun yaitu berupa lembaga pendidikan yang islami (Madrasah Ibtidaiyah). | en_US |