PENGARUH FREKUENSI GELOMBANG BUNYI TERHADAP PERILAKU LALAT RUMAH (Musca Domistica)
Abstract
Gelombang audiosonik merupakan gelombang bunyi yang memilki frekuensi
antara 20 Hz sampai 20.000 Hz dan dapat didengar oleh manusia normal. Gelombang
audiosonik banyak ditemukan di lingkungan sekitar dan sangat mudah dalam
pembuatanya. Gelombang audiosonik sudah beradaptasi dengan kehidupan seharihari
di dalam masyarakat sejak dahulu, bahkan gelombang ini sudah menjadi suatu
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Gelombang ini
juga tidak menjadi polusi suara jika taraf intitensitasnya kecil.
Musca domestica atau lalat rumah atau sering disebut housefly merupakan
salah satu spesies serangga yang banyak terdapat di seluruh dunia. Sebagian besar
(95%) dari berbagai jenis lalat yang dijumpai di sekitar rumah dan kandang, adalah
lalat jenis ini. Musca domestica dibidang kesehatan dianggap sebagai serangga
pengganggu karena merupakan faktor penyebab dari beberapa penyakit seperti miasis
pada manusia dan hewan. Lalat ini juga mengganggu dari segi kebersihan dan
ketenangan. Musca domestica umumnya berkembang biak dalam jumlah besar di
tempat-tempat kotor dan sekitar kandang. Sehingga pengendalian lalat rumah (Musca
domestica) sangat penting bagi kesehatan baik untuk manusia maupun ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh frekuensi gelombang
bunyi (audiosonik) terhadap banyaknya lalat rumah yang hinggap pada suatu
tempat/makanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan variabel
bebas adalah frekuensi gelombang audiosonik dan suhu lingkungan. Sumber
frekuensi audiosonik berasal dari progam file MP4 berbantuan media player,
dipaparkan kepada lalat rumah sebanyak 25 ekor yang beraktivitas di dalam kubus
viii
kaca. Frekuensi yang dihasilkan yaitu 100 Hz sampai 16.000 Hz sesuai dengan
lesensi yang tertulis pada file MP4. Lalat rumah diukur berdasarkan jumlah hinggap
pada makanan di dalam kubus kaca, ketika diberi paparan frekuensi gelombang
audiosonik pada suhu 27oC, 30oC dan 35oC.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa frekuensi gelombang
bunyi (audiosonik) berpengaruh terhadap perilaku lalat rumah (Musca domestica).
Analisis data menunjukkan paparan frekuensi dari 100 Hz sampai dengan 16.000 Hz
pada suhu ruang menyebabkan jumlah lalat rumah yang hinggap semakin berkurang
dan aktivitasnya semakin meningkat. Saat suhu ditingkatkan aktivitas lalat rumah
semakin meningkat dengan signifikan. Kenaikan suhu menyebabkan kecepatan
gelombang bunyi semakin meningkat. Sehingga gangguan pada tubuh lalat rumah
semakin besar dan membuat aktivitasnya bertambah. Semakin besar suhu didalam
ruangan maka semakin cepat pula frekuensi audisonik yang menumbuk tubuh lalat
rumah yang menyebabkan aktivitasnya semakin meningkat. Suara yang dihasilkan
frekuensi gelombang audiosonik juga dapat mempengaruhi jumlah hinggap lalat
rumah (Musca domestica). Pada frekuensi ± 3000 Hz gelombang audiosonik
menghasikan suara yang sangat jelas, membuat jumlah hinggap lalat menurun secara
signifikan. Sehingga dapat diketahui bahwa suara juga dapat mempengaruhi perilaku
lalat rumah (Musca domestica) Meningkatnya besar frekuensi gelombang audiosonik
juga dapat mempengaruhi jumlah hinggap lalat rumah. Berdasarkan data yang ada
dan hasil analisis penelitian semakin besar frekuensi gelombang bunyi yang
dipaparkan pada hewan maka perilaku hewan tersebut menjadi semakin pasif. Hal ini
sama dengan perilaku lalat rumah (jumlah hinggapnya) semakin besar frekuensi yang
diberikan, lalat rumah semakin pasif dan jumlah hinggapnya semakin bertambah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi gelombang audiosonik
dan suhu didalam udara dapat mempengaruhi aktivitas/perilaku lalat rumah (Musca
domestica). Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian paparan frekuensi audiosonik
menunjukkan hasil jumlah hinggap lalat rumah yang berbeda-beda.