EFEK IMUNOMODULASI EKSTRAK ETANOLIK BAWANG KUCAI (Allium tuberosum) TERHADAP KADAR CD4+ DAN CD8+ TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI DOXORUBICIN
Abstract
Hasil uji KLT menunjukkan adanya kandungan flavonoid pada EAT, dibuktikan dengan munculnya warna kuning pada cahaya tampak dan warna kebiruan pada sinar UV 366 nm. Induksi doxorubicin dengan pemberian EAT pada kelompok P2 dan P3 menunjukkan persentase CD4+ yang lebih tinggi secara bermakna (p=0,009) dibandingkan dengan kelompok yang diinduksi doxorubicin saja. Tidak berbeda halnya dengan persentase CD8+ pada ketiga kelompok tersebut, kelompok P2 dan P3 menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan induksi doxorubicin saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian doxorubicin dengan diikuti pemberian EAT menunjukkan efek imunostimulan terhadap sel CD4+ dan CD8+. Untuk mengonfirmasi mekanisme imunomodulasi tersebut, dilakukan pemeriksaan kadar MDA serum sebagai indikator stres oksidatif. Pemberian doxorubicin diikuti dengan pemberian EAT pada kelompok P2 dan P3 menunjukkan kadar MDA yang lebih rendah dibandingkan induksi doxorubicin saja. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian EAT pada induksi doxorubicin mampu mengurangi tingkatan stres oksidatif.
Penambahan antioksidan seperti flavonoid mampu menghambat reaksi peroksidasi lipid pada tahap inisiasi dan propagasi. Pada tahap inisisasi dan propagasi, flavonoid memberikan donor atom hidrogen dari gugus hidroksilnya pada radikal bebas sehingga radikal bebas bersifat stabil. Kestabilan ini menyebabkan terhentinya reaksi berantai peroksidasi lipid. Hal tersebut menunjukkan aktivitas antioksidan EAT merupakan salah satu mekanisme terjadinya peningkatan imunitas. Efek imunostimulan tersebut juga ditandai dengan adanya peningkatan persentase CD4+ dan CD8+ secara bermakna
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]