ANALISA KUALITAS SEMEN MELALUI PENGUKURAN KONSTANTA DIELEKTRIK DAN RESISTIVITAS
Abstract
Penelitian ini menggunakan 3 merk semen yang dicampurkan dengan pasir
dan air sebagai salah satu medium yang digunakan sebagai bahan dielektrik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas semen dengan
menggunakan pengukuran nilai konstanta dielektrik dan resistivitas pada semen.
Penelitian ini menggunakan metode kapasitif dan resistif dimana semen yang
diapit oleh pelat sejajar dihubungkan seri dengan kapasitor dan resistor, kemudian
rangkaian tersebut dihubungkan dengan osiloskop untuk mengukur tegangan
masukan dan tegangan keluaran sehingga diperoleh nilai konstanta dielektrik dan
resistivitas. Penambahan hari (umur semen) pada saat pengukuran akan
berdampak pada perubahan nilai konstanta dielektrik dan resistivitas. Pengukuran
ini dilakukan setiap hari selama 28 hari dengan menggunakan dimensi bahan
dielektrik berukuran 3cmx3cmx3xcm.
Konstanta dielektrik pada saat hari ke 1 memiliki nilai yang berbeda yaitu
sebesar 2,64 pada semen merk A, 2,32 pada semen merk B dan 2,48 pada semen
merk C. Pada hari ke 28 semua merk semen memiliki nilai konstanta dielektrik
yang sama yaitu sebesar 0,30. Sedangkan nilai resistivitas pada pada hari ke 1
sebesar 0,67 Ωm untuk semen merk A, 0,88 Ωm untuk semen merk B dan 0,67
Ωm untuk semen merk C, pada hari ke 28 yaitu sebesar 30,00 Ωm untuk semua
merk semen. Nilai konstanta dielektrik dan resistivitas tidak dipengaruhi oleh
perbedaan merk semen yang digunakan karena pada hari ke 28 semua merk semen
memiliki nilai konstanta dielektrik dan resistivitas yang sama. Semen merk A
mengalami penurunan drastis dan lebih cepat mencapai nilai konstanta dielektrik
minimum dibandingkan dengan semen merk B dan merk C. Semen merk A juga
mengalami kenaikan yang drastis pada nilai resistivitas di minggu pertama, namun
semen merk C lebih cepat mencapai nilai resistivitas maksimum daripada semen
yang lainnya.
Nilai konstanta dielektrik pada semen mengalami penurunan pada saat
penambahan umur (waktu pengeringan). Sedangkan untuk nilai resistivitas pada
semen mengalami kenaikan pada saat penambahan umur (waktu pengeringan).
Hal ini disebabkan oleh nilai tegangan keluaran yang diperoleh pada saat
pengukuran, dimana semakin kecil nilai tegangan keluaran maka akan semakin
kecil nilai konstanta dielektriknya, hal ini disebabkan karena nilai tegangan
keluaran berbanding lurus dengan nilai konstanta dielektrik, sedangkan untuk nilai
resistivitas berbanding terbalik dengan nilai tegangan keluaran sehingga membuat
nilai resistivitas semakin besar. Selain itu kandungan air yang ada di dalam semen
mempengaruhi nilai konstanta dielektrik dan resistivitas, dimana semakin lama
waktu pengeringan akan membuat kandungan air semakin berkurang (kecil) dan
campuran semen menjadi lebih keras. Hal ini berarti semakin lama waktu
pengeringan maka semen akan semakin keras. Sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin mengerasnya semen maka nilai konstanta dielektrik menurun dan nilai
resistivitasnya meningkat.