HUBUNGAN BENTUK SKELET EKTOMORFIK DAN ENDOMORFIK TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI BERDASARKAN PAR INDEX PADA MAHASISWI USIA 18-20 TAHUN DI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2016
Abstract
Bentuk fisik seseorang dibagi menjadi 3 yaitu kurus, sedang, gemuk atau yang
bisa disebut juga dengan istilah bentuk skelet ektomorfik, mesomorfik dan
endomorfik. Bentuk fisik menggambarkan keadaan status gizi seseorang. Asupan gizi
merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting pada proses tumbuh
kembang. Perbedaan asupan gizi menyebabkan perbedaan pola tumbuh kembang
serta maturasi tulang, salah satunya yaitu tulang rahang. Tulang rahang yang sempit
dan kecil memiliki kemungkinan terjadi kasus maloklusi yang tinggi. Gangguan
proses tumbuh kembang yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi
memungkinkan timbulnya suatu kasus maloklusi. Variasi kasus maloklusi
memerlukan suatu index yang valid dan reliabel untuk standar penilaian, salah
satunya adalah PAR Index yang dikemukakan oleh Richmond dkk. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui hubungan bentuk skelet dengan tingkat keparahan
maloklusi seseorang dengan bentuk skelet ektomorfik dan endomorfik sebagai
sampel.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]