Show simple item record

dc.contributor.authorSendy Puspitosary
dc.date.accessioned2017-01-16T01:13:25Z
dc.date.available2017-01-16T01:13:25Z
dc.date.issued2017-01-16
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78588
dc.descriptionFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2016en_US
dc.description.abstractSinar Ultraviolet (UV) dibagi menjadi tiga daerah yaitu UV A (320-400 nm) yang dapat menyebabkan pencoklatan kulit, UV B (290-320 nm) yang dapat menyebabkan eritema dan penuaan dini, dan UV C (200-290 nm) yang dapat menyebabkan kanker kulit. Pencegahan efek merugikan dari sinar UV dapat dilakukan dengan penggunaan tabir surya. Tabir surya merupakan perlindungan kulit secara kimia yang mampu menyerap sedikitnya 85% sinar matahari. Mekanisme kerja tabir surya dibagi menjadi 2 macam yaitu pemblok fisik seperti TiO2 dan penyerap kimia seperti avobenzone sebagai anti UV A dan octyl methoxycinnamate sebagai anti UV B. Avobenzone dan octyl methoxycinnamate merupakan kombinasi yang digunakan secara luas, namun mengalami degradasi karena adanya paparan sinar UV. Strategi untuk mengatasi ketidakstabilan kombinasi tersebut adalah dengan penambahan fotoprotektor seperti vitamin E dan antioksidan seperti vitamin C.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectVitamin Cen_US
dc.subjectdan Paparanen_US
dc.subjectSinar UVen_US
dc.titlePENGARUH VITAMIN C DAN PAPARAN SINAR UV TERHADAP EFEKTIVITAS IN VITRO KRIM TABIR SURYA AVOBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE DENGAN KOMBINASI VITAMIN E SEBAGAI FOTOPROTEKTORen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record